Urgensi Tambahan Waktu Penerbangan 50 Menit untuk Selamatkan Bumi

Estimated read time 2 min read

LONDON – Memperpanjang waktu penerbangan 50 menit dan terbang lebih lambat akan mengurangi konsumsi bahan bakar, para peneliti menekankan.

Para ilmuwan telah menemukan ide baru untuk mengurangi jejak karbon di industri penerbangan. Sebuah studi baru menyebutkan bahwa terbang lebih lambat dan menambah waktu penerbangan dapat mengurangi emisi.

Meskipun industri saat ini bertujuan untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2050, hal tersebut saat ini tampaknya tidak dapat dilakukan, kata para peneliti.

Namun, dengan metode baru ini, pembakaran bahan bakar bisa dikurangi hingga 50 persen di tahun yang sama.

Analisis penerbangan yang dilakukan oleh Universitas Cambridge menguraikan sejumlah target keberlanjutan yang dapat dicoba oleh industri untuk mengurangi dampaknya terhadap perubahan iklim.

Menurut penelitian tersebut, penerbangan saat ini menyumbang empat persen dari peningkatan laju pemanasan global. Penelitian menyebutkan bahwa 2,5 persen dari jumlah tersebut berasal dari emisi CO2 global saja.

Para peneliti menekankan bahwa menambah waktu penerbangan dan terbang lebih lambat akan mengurangi konsumsi bahan bakar. Mereka menyarankan pengurangan kecepatan penerbangan sekitar 15 persen untuk mengurangi pembakaran bahan bakar sebesar lima hingga tujuh persen.

Namun, karena metode ini akan menambah waktu perjalanan setidaknya 50 menit, penumpanglah yang harus menanggung beban terbesarnya. Pesawat dianggap sebagai moda transportasi yang cepat, masyarakat mungkin tidak begitu senang menerima perubahan ini.

Penulis penelitian menawarkan sebuah cara. Ia mengatakan kunci manajemen waktu adalah penataan bandara yang baik sehingga dapat mengurangi waktu tunggu. Selain itu, untuk menambah waktu penerbangan, pesawat ruang angkasa harus dirancang untuk terbang dengan kecepatan lebih rendah.

Namun implementasi semua ini memerlukan perubahan di tingkat sistem secara keseluruhan. Selain itu, produktivitas dapat terganggu dan wisatawan mungkin ragu untuk memesan penerbangan jarak jauh.

Laporan tersebut akan dipresentasikan kepada para pemimpin industri di New York minggu ini.

Dunia penerbangan, seperti halnya industri otomotif di akhir tahun 2000an, berada pada momen yang sangat penting, kata Profesor Rob Miller, direktur Whittle Laboratory di universitas tersebut, dalam pengumumannya.

“Saat itu pembahasannya berkisar pada biofuel sebagai pengganti bensin dan solar hingga Tesla merevolusi masa depan dengan kendaraan listrik,” imbuhnya.

Dia menambahkan bahwa langkah berani ini memerlukan “perubahan proses di seluruh sistem,” sehingga implementasinya belum dilakukan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours