Utang Luar Negeri Indonesia Kuartal II 2024 Naik Jadi Rp 6.418,5 Triliun

Estimated read time 3 min read

dlbrw.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) memperkirakan utang luar negeri (ULN) Indonesia meningkat pada semester II 2024 atau April-Juni 2024. Situasi eksternal diasumsikan masih terkendali.

Posisi utang Indonesia pada triwulan II tahun 2024 dilaporkan sebesar $408,6 miliar (atau sekitar Rp6.418,5 triliun) atau meningkat sebesar 2,7 persen (year-on-year), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan sebesar 0,2 persen (year-on-year) pada tahun 2024. triwulan pertama tahun 2024; kata Gubernur Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam siaran persnya, Kamis (15/08/2024).

Erwin mengatakan, peningkatan utang luar negeri pada paruh kedua tahun 2024 berasal dari utang pemerintah dan swasta.

Lebih khusus lagi, utang luar negeri pemerintah pada kuartal kedua tahun 2024 adalah sebesar $191,0 miliar, turun 0,8 persen dibandingkan tahun lalu. Angka ini mengikuti penurunan sebesar 0,9 persen (year-on-year) pada kuartal sebelumnya.

“Program ini sangat efektif dalam menyesuaikan investasi uang investor non-residen dalam negeri pada surat berharga dengan rezim Surat Berharga Negara (SBN), mengingat masih tingginya tingkat ketidakpastian di pasar keuangan global,” jelasnya.

Erwin menegaskan, pemerintah berkomitmen menjaga pinjaman tersebut, memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga tepat waktu. Serta mengelola utang luar negeri secara prudent, terukur, oportunistik dan fleksibel untuk memperoleh pembiayaan yang seefisien dan sebaik mungkin.

“Sebagai salah satu alat kinematik APBN, pemanfaatan ULN terus diarahkan pada pembiayaan sektor berkelanjutan dan prioritas produsen, dengan tetap memperhatikan aspek keberlanjutan pengelolaan ULN,” jelasnya.

Berdasarkan sektor perekonomian, ULN administrasi publik terutama mencakup sektor kesehatan dan sosial (20,9 persen dari total ULN pemerintah), administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial (18,8 persen), pendidikan (16,8 persen). , konstruksi ( 0,13,6 persen), serta jasa keuangan dan asuransi (9,5 persen).

“Rasio ULN pemerintah masih terkendali mengingat hampir seluruh ULN bersifat jangka panjang, yaitu sebesar 99,99 persen dari total ULN pemerintah,” kata Erwin.

Utang luar negeri swasta juga disebut masih terkendali. Pada kuartal kedua tahun 2024, utang luar negeri swasta mencapai $196,5 miliar, atau meningkat sebesar 0,3 persen (tahun ke tahun), setelah turun sebesar 1,2 persen (tahun ke tahun) pada kuartal pertama tahun 2024.

Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh ULN korporasi keuangan yang meningkat sebesar 0,6 persen year-on-year, sedangkan ULN korporasi keuangan kembali mencatat penurunan pertumbuhan sebesar 0,9 persen (year-on-year).

Dari sektor ekonomi, ULN swasta terbesar berasal dari pengolahan energi, jasa keuangan dan asuransi, pengelolaan listrik dan gas, pertambangan dan penggalian, yang mencapai 79,1 persen dari total ULN swasta. ULN swasta juga melebihi ULN jangka panjang dengan porsi sebesar 76,7% terhadap total ULN swasta.

“Struktur utang luar negeri Indonesia tetap sehat, dengan pendekatan pengelolaan yang bersifat kehati-hatian.” Hal ini tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) yang sebelumnya digambarkan sebesar 29,9 persen, dan didominasi oleh ULN jangka panjang dengan porsi 85,7 persen dari total ULN,” kata Erwin.

Untuk memastikan struktur ULN tetap sehat, Erwin mengatakan BI dan pemerintah akan memperkuat koordinasi dalam memantau perkembangan ULN. Fungsi ULN juga akan terus dioptimalkan untuk mendukung pembiayaan pembangunan dan mendukung pertumbuhan perekonomian nasional. Kegiatan tersebut dilakukan dengan tetap meminimalkan risiko yang dapat mempengaruhi stabilitas keuangan. 

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours