Vaksin polio timbulkan kecacatan adalah mitos

Estimated read time 3 min read

Jakarta (ANTARA) – Pakar kesehatan anak Dr. Arnold Sotarso, Sp.A, mengatakan polio dapat menimbulkan dampak jangka panjang seperti kecacatan atau kelumpuhan, cerita yang kerap disebarluaskan ke masyarakat hingga saat ini.

“Beberapa mitos yang sering tersebar di masyarakat adalah narkoba dapat menimbulkan dampak jangka panjang seperti cacat atau kanker,” ujarnya saat dihubungi di Jakarta.

Arnold mencontohkan mitos lain yang beredar di masyarakat, yaitu tidak boleh memberikan ASI atau susu formula setelah terkena polio, dan tidak boleh memberikan suntikan vaksin secara bersamaan (lebih dari satu suntikan).

“Hal ini harus dijelaskan kepada orang tua bahwa vaksin polio aman dan telah diuji oleh BPOM,” ujarnya.

Foto – Staf medis Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta memberikan vaksin polio kepada anak positif palsu saat melakukan vaksinasi ulang di Puskesmas Chirakas, Jakarta Timur, Senin (18/7/2016). ANTARA FOTO/Indrianto Eco Suvarso/pd/aa. Arnold, seorang dokter di kantor Happy Baby Inc Jakarta Barat di Indonesia, menjelaskan bahwa polio merupakan vaksin yang perlu diberikan untuk mencegah bayi dan anak tertular polio. Polio berbahaya karena dapat merusak anggota tubuh.

Vaksin polio yang diberikan terdiri dari dua jenis vaksin, yaitu vaksin polio suntik (IPV) dan vaksin polio oral (OPV). Vaksin IPV adalah obat yang dijual bebas atau disediakan asuransi yang berfungsi mencegah penggumpalan darah.

Saat ini vaksin OPV merupakan vaksin lemah yang diberikan secara oral dengan tujuan menciptakan sistem kekebalan di usus untuk membunuh virus yang tumbuh di usus.

Jadwal vaksinasi polio di Indonesia diberikan sebanyak empat kali (bayi baru lahir, 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan) dan booster setiap 18-24 tahun sekali.

File foto – Layanan Imunisasi Polio Seorang anak diberikan vaksin polio di Jakarta, Jumat (17/3). Meskipun Pekan Imunisasi Nasional (PIN) 2016 telah berakhir pada tanggal 15 Maret, beberapa daerah di Indonesia masih memberikan vaksin polio gratis untuk mendorong vaksinasi rutin dan menghilangkan kesenjangan akibat masih rendahnya cakupan penyakit umum di daerah tersebut. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/kye/16 Vaksin polio dapat diberikan bersamaan dengan vaksin lainnya. “Pendistribusian obat polio tidak akan terpengaruh oleh distribusi ASI atau susu formula,” kata Arnold.

Ia kemudian mengatakan kasus polio di Indonesia masih terdapat sehingga pemerintah mengadakan Pekan Imunisasi Polio Nasional (PIN) untuk memutus mata rantai penularan polio.

Vaksinasi adalah cara terbaik untuk mencegah polio. Namun, setiap orang harus memperhatikan kebersihan, seperti menghindari makanan dan minuman, sering mencuci tangan, dan menghindari orang sakit.

Selain itu, masyarakat juga harus mendukung program PIN Polio yang dijalankan pemerintah untuk memutus rantai polio dan menjadikan Indonesia negara bebas polio.

Foto – Pemberian vaksin Bayi penderita polio saat vaksinasi di Puskesmas Sawah Besar, Jakarta, Selasa (28/6/2016). Pemerintah memastikan pemberian obat-obatan di Posjandu, puskesmas, dan rumah sakit umum dengan menggunakan vaksin pertama. (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean) Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta meluncurkan PIN Polio 2024 untuk anak usia 0-7 tahun putaran pertama pada 23 Juli-3 Agustus 2024. Saat ini, putaran kedua. pada tanggal 6-17 Agustus 2024.

Suharini Eliawati memperkirakan 1.209.303 anak bisa mendapat obat di DKI Jakarta. Setelah itu, target tiap dosisnya adalah 95 persen.

Penerapan PIN Polio di Jakarta tidak hanya dilakukan di Posiandu, Puskesmas, Rumah Sakit, dan layanan kesehatan lainnya, tetapi juga kantor perencanaan RW, RPTRA, PAUD, tempat ibadah, dan tempat wisata.

Apalagi di tempat-tempat yang sering dikunjungi anak-anak seperti taman bermain, pasar, dan pertokoan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours