Venezuela hentikan hubungan dengan negara yang ragukan hasil pilpres

Estimated read time 2 min read

MEXICO CITY (ANTARA) – Pemerintah Venezuela pada Senin menangguhkan hubungan dengan beberapa negara Amerika Latin yang menolak mengakui kemenangan Nicolas Maduro dalam pemilihan presiden Venezuela akhir pekan lalu.

Krisis diplomatik muncul setelah beberapa pemimpin Amerika Latin meragukan hasil pemilihan presiden di mana Maduro, yang berkuasa sejak 2013, meraih 50,2 persen suara.

Pemimpin oposisi Venezuela María Corina Machado mengatakan pemilu tersebut dicurangi dan menolak mengakui hasil pemilu. Menurut dia, calon dari partai oposisi, Edmundo Gonzales, memenangkan pemilu dengan perolehan 70 persen suara.

Dalam pernyataannya, pemerintah Venezuela mengumumkan penarikan seluruh staf diplomatik dari kedutaan besarnya di Argentina, Chile, Kosta Rika, Peru, Panama, Republik Dominika, dan Uruguay.

Venezuela juga meminta negara-negara yang dituduh ikut campur dalam pemilihan presiden untuk menarik duta besar mereka.

Pemerintah Venezuela, yang bermusuhan dengan Amerika Serikat sejak Hugo Chavez berkuasa pada tahun 1999, menuduh negara-negara tersebut mengikuti kepentingan Amerika.

“Republik Bolivarian Venezuela menolak intervensi dan pernyataan kelompok hak asasi manusia di Washington yang menunjukkan dukungan mereka terhadap fasis internasional,” kata pemerintah Venezuela dalam sebuah pernyataan.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Anthony Blanken mengatakan, saat mengetahui hasil pemilu presiden yang diumumkan otoritas Venezuela, pihaknya sangat khawatir hasil pemilu tidak mencerminkan keinginan masyarakat di sana. Negara.

Selain itu, pemerintah Argentina, Kosta Rika, Peru, Panama, Republik Dominika, Uruguay, Ekuador, Guatemala, dan Paraguay meminta OAS mengadakan pertemuan darurat untuk membahas hasil pemilu di Venezuela.

Sumber: Anatolia

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours