VIDA sebut autentikasi dan identifikasi penting agar cegah “deepfakes”

Estimated read time 2 min read

Jakarta (Antara) – Pendiri dan CEO PT Indonesia Digital Identity (VIDA) Nguse Luhur menekankan pentingnya otentikasi dan keaslian individu untuk mencegah dampak negatif perubahan teknologi seperti pemalsuan mendalam dengan bantuan kecerdasan buatan (AI).

“Otentikasi yang kuat dan identifikasi individu yang akurat sangat penting untuk memerangi penipuan digital seperti deep Fraud,” kata Ngusei Luhur dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Mengingat pesatnya transformasi digital dan penggunaan internet di Indonesia, perusahaan, institusi, dan individu harus waspada terhadap potensi peluang dan risiko.

Ia mengatakan, pihaknya berkomitmen melindungi Lembaga Sertifikasi Elektronik (PSrE) yang didaftarkan Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk melindungi penjual dan konsumen dari ancaman yang semakin besar serta menjamin keamanan dan integritas ekosistem digital baru di Indonesia. .

Untuk menjawab tantangan ini, perusahaan meluncurkan VIDA Identity Stack, serangkaian solusi yang dirancang untuk mencegah penipuan digital dan meningkatkan keamanan dalam ekosistem digital.

“Teknologi VDA merupakan fondasi penting bagi ekonomi industri digital yang kuat yang mengubah ancaman digital menjadi peluang besar serta melindungi bisnis dan pelanggan mereka,” kata Nguse.

Menurut Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Indonesia akan mengalami 279,84 juta serangan siber pada tahun 2023.

Menurut pakar keamanan siber Finlandia Miko Hypponen, serangan siber kini tidak dilakukan oleh individu, melainkan oleh kelompok kriminal yang sangat terorganisir.

Kejahatan dunia maya kini berkembang sebagai model bisnis, katanya, seiring kelompok-kelompok ini menggunakan teknologi baru, mengadaptasi serangan, dan menciptakan kemitraan strategis untuk memaksimalkan keuntungan finansial.

“Jika organisasi kriminal ini adalah perusahaan yang sah, mereka akan dianggap unicorn dalam hal pendapatan, profitabilitas, dan pertumbuhan yang signifikan,” ujarnya.

Selebriti dan pembawa acara Melanie Ricardo adalah salah satu korban dari penggunaan teknologi produk kesehatan palsu yang tidak ada kerjasama dengannya.

Penipu menggunakan kecerdasan buatan yang canggih untuk meniru audio dan video yang diambil dari situs berbagi video yang menjual produk penurun berat badan.

“Bahkan keluarga dekat saya yang mengenal saya dengan baik telah menghubungi saya menanyakan apakah produk tersebut benar-benar berfungsi. “Fakta bahwa keluarga saya sendiri tidak dapat mengakui bahwa itu sebenarnya adalah video AI palsu menunjukkan betapa menariknya dukungan ini,” tambahnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours