Viral Siswi SMK di KBB Meninggal setelah Jadi Korban Bully Selama 3 Tahun, Keluarga Angkat Bicara

Estimated read time 3 min read

Bandung Brat – Dugaan kasus bullying dialami siswa SMK di Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat. Korban disebut-sebut mengalami gangguan jiwa hingga akhirnya meninggal dunia.

Kasus dugaan perundungan ini menjadi perhatian setelah diunggah akun media sosial X @jissookkiim melalui thread tentang tuduhan perundungan pada 6 Juni 2024.

Setelah diselidiki, korban diketahui bernama Nabila Fitri Noraini (18), siswa kelas III SMK Kampung Centeng, RT 05 RW 07 Desa Cihanjuang, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.

Pihak keluarga mengatakan, perundungan terhadap Nabila diduga dilakukan oleh salah satu teman sekelasnya di SMK. Hal ini terjadi selama hampir 3 tahun dengan berbagai bentuk pelecehan, penghinaan, pemaksaan mengerjakan tugas sekolah hingga meminta-minta dari toilet hingga ke ruang kelas.

“Anak saya Nabila telah menjadi sasaran berbagai perundungan. Ini bukan bersifat fisik tetapi lebih bersifat psikologis. Ibu korban, Siti Amina, 42, mengatakan, “Dia dipermalukan, dihina, dan diperintah” saat ditemui di rumah korban, Senin (9/6/2024).

Ia mengatakan, keluarganya sudah mencurigai dugaan perundungan yang dialami putranya sejak Nabila duduk di bangku kelas dua SMK setelah ada yang melaporkannya kepada temannya. Namun, saat sang ibu membenarkan cerita tersebut kepada anaknya. Nabila meminta ibunya tidak membuat keributan.

Siti Amina menjelaskan, tudingan perundungan yang dialami anaknya tidak berhenti sampai di situ. Bahkan, aksi pelaku semakin meningkat hingga puncak kegiatan kerja lapangan (PKL) pada November 2023.

“Saat PKL sedang bersama kelompoknya, Nabila dipaksa memasak nasi oleh pelaku padahal dia sedang tidur nyenyak. Namun lagi-lagi anak saya menolak diganggu karena ingin bersekolah. Berlari perlahan tanpa musuh, jelas City.

Beberapa waktu kemudian, tepatnya pada 8 Mei 2024, Nabila mendatangi ibunya dan memeluknya. Nabila mengeluh kepada kota bahwa dia lelah namun bersyukur sekolahnya telah usai. Mereka tidak lagi mendapat tekanan psikologis dan perundungan di sekolah karena akan diadakan pementasan wisuda.

Ia berkata, “Yah, sejak tanggal 8 Mei 2024, aku mengeluh lelah sekaligus bersyukur karena aku akan segera lulus sekolah. Namun setelah itu, kesehatan anakku mulai menurun. ” Kota

Sejak saat itu, Nabila kerap terlihat sendirian, pemarah, bahkan memberontak. Keluarganya membawanya ke klinik untuk berobat. Dokter mengatakan Nabila mengalami gangguan jiwa, sebaiknya dirujuk ke rumah sakit jiwa.

Dia berkata: “Berbagai pengobatan telah dilakukan, tetapi tidak ada perbaikan yang dicapai.” Ia berkata: “Sampai akhirnya, pada hari Kamis tanggal 9 Mei 2013, anak saya meninggal dunia.”

Siti mengatakan, kejadian perundungan yang dialami putranya kini menjadi viral di media sosial. Namun, ia dan keluarga tidak pernah mengunggahnya ke media sosial.

“Pihak keluarga tidak pernah mengumumkannya di media sosial. Kami tidak tahu siapa yang menyebarkannya. Kami menerima keluarnya anak kami. Hanya saja perbuatan pelaku harus diusut tuntas agar tidak ada korban serupa,” ujarnya. Kesimpulan. .

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours