Vokasi UI Edukasi Warga Olah Limbah Organik Menjadi Eco Enzyme

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia (UI) tengah melakukan kampanye pemanfaatan sampah organik untuk membuat cairan eco-enzyme. Peristiwa itu terjadi pada 27 Mei 2024 di Sleiman, sebuah desa wisata di Yogyakarta.

Anisatul Aulia, Kepala Bidang Pelayanan Masyarakat, mengatakan kegiatan tersebut dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan literasi masyarakat terhadap pemanfaatan sampah organik dari kawasan wisata. Ia mengatakan pemanfaatan sampah organik mempunyai nilai ekonomi.

Aulia mengatakan pada Jumat (14/6/2024), “Pelatihan ini untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pengelolaan sampah dengan mempelajari cara membuat eco-enzyme dengan mudah dan murah.”

Baca Juga: VokHumFest 2024 Tema POV: Kepulauan Baru untuk Memberdayakan Media

Ketua Program Pengelolaan Usaha Pariwisata Program Pendidikan Vokasi UI mengatakan, kegiatan tersebut bertujuan untuk mengajak masyarakat agar lebih mengenal pengelolaan sampah di destinasi wisata maupun di rumah masing-masing.

Sementara itu, Andang, salah satu warga Titiksari, memimpin eco-enzyme ini. Eco-fermentasi sendiri merupakan hasil fermentasi sampah dapur organik yang diolah dengan cairan alami, gula atau pati dan air.

Dalam proses fermentasi ini, mikroba terpilih dapat mengubah sampah organik menjadi enzim yang bermanfaat bagi tanah, tanaman, lingkungan, dan diri kita sendiri.

Baca Juga: Mahasiswa Vokasi UI Sukses Selenggarakan Kompetisi Humas Nasional PRAction 2024

Aulia merekomendasikan metode Eco-Enzyme. Pertama, siapkan mangkuk bersih dan bahan-bahan yang diperlukan, seperti air, gula, dan bubur sayur atau buah.

Campurkan bahan-bahan tersebut dengan perbandingan 1:3:10, yaitu 1 bagian gula pasir, 3 bagian sampah organik, dan 10 bagian air. Simpan wadah di tempat yang kering dan sejuk, buka tutup wadah setiap hari. hasil fermentasi dilepaskan pada tahap pertama minggu ini,” ujarnya.

“Setelah itu, pada minggu kedua dan ketiga, buka tutup wadah setiap dua hari sekali, dan diamkan selama tiga bulan hingga siap dipanen. Setelah tiga bulan, eco-enzyme siap digunakan,” Aulia menambahkan. .

Menurutnya, Eco Enzyme memiliki berbagai manfaat seperti pembersih serba guna, pupuk alami, pestisida, probiotik yang bermanfaat bagi kesehatan kulit manusia.

Aulia mengatakan, “Kami sebagai kelompok pengabdian kepada masyarakat telah memberikan hasil Eco Enzyme yang dibuat kepada masyarakat desa Banyaksari agar masyarakat dapat memanfaatkannya secara efektif dalam berbagai aktivitas di rumahnya masing-masing,” kata Aulia.

Menurutnya, tujuannya adalah untuk menciptakan dan mendistribusikan eco-enzim untuk meningkatkan kualitas dan kesehatan lingkungan.

“Konsultasi ini dinilai sangat bermanfaat dalam menciptakan kesadaran akan manfaat eco-enzyme untuk mempromosikan potensi wisata di desanya. Kegiatan ini membantu meningkatkan kesadaran akan sampah organik menjadi produk yang bermanfaat dan ramah lingkungan,” ujarnya.

“Selain untuk menciptakan kesadaran masyarakat akan pentingnya desinfeksi eco-enzyme di destinasi wisata, hasil olahan eco-enzyme juga bisa dijual kepada pengunjung sehingga menambah nilai ekonomi bagi masyarakat kawasan Desa Wisata Paksari,” kata Aulia.

Sekadar informasi, kegiatan ini merupakan kerjasama antara dua prodi manajemen bisnis pariwisata dan prodi kedokteran okupasi. Kegiatan pelatihan tersebut bertajuk “Pemanfaatan sampah organik melalui produksi enzim ekologi dalam rangka konservasi ekosistem bumi”.

Keberhasilan kegiatan ini tidak lepas dari bantuan dana yang diberikan oleh Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia.

Dosen Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia Anistul Aulia, Penyair Nazura Gulfira Akbar, Mahadevi, Dianib Mostika Priyanti, Mochamad Fajr Akbar, Febryan, Eileen Alicia Kosasih dan Mohammad Hidayat Sahid turut serta dalam program tersebut.

Kemudian 2022 mahasiswa MBP Universitas Indonesia, dosen Erna Fariza Binti Mohd Put dan 15 mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan UiTM Kampus Panchak Alam Malaysia, Kyung Hee University serta satu mahasiswa dari komunitas. Desa wisata Paksari.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours