Wajib Dicatat! Taman Safari Bogor Larang Keras Penggunaan Plastik dan Tali Rafia untuk Bungkus Pakan Satwa

Estimated read time 3 min read

BOGOR – Peristiwa pelemparan bungkus wortel plastik ke kuda nil di Taman Safari Bogor yang terjadi baru-baru ini akhirnya berakhir dengan keluarnya aturan baru. Pihak pengelola Taman Safari Bogor akhirnya menerbitkan aturan baru yakni larangan penggunaan plastik dan tali rafia untuk membungkus paket makanan hewan yang dijual di sepanjang jalan Taman Safari Bogor. Aturan ini ditetapkan sebagai langkah preventif agar kejadian keji tersebut tidak terulang kembali.

Pendiri Taman Safari Indonesia (TSI) Jansen Mansang mengatakan Taman Safari Bogor melihat pedagang buah dan sayur di sepanjang jalan menuju Taman Safari Bogor, khususnya di sekitar Jalan Kaptan Harun Kabir, Sibyurem, Kecamatan Sisarua, penggunaan tas dan tali rafia dilarang.

Dari pantauan tim Taman Safari Bogor, masih terdapat penjual wortel yang menggunakan kantong plastik, atau menggantung pisang dengan tali rafia. Kemungkinan sampah plastik tersebut dibawa oleh wisatawan yang membeli makanan hewan dari pedagang tersebut.

“Kami jelaskan kepada pedagang untuk tidak menggunakan kantong plastik, dan mereka setuju, sekarang tali rafia tidak diganti seperti tali dari gadbog pisang, jadi kalau (hewan) dimakan juga aman, semuanya pedagang dan pimpinan. asosiasi. Setuju dengan (larangan ini),” kata Jansen, Rabu (26/6/2024) di Safari Resort Hall, Taman Safari Bogor dan Sosialisasi Larangan Penggunaan Plastik untuk Hewan.

Di tempat yang sama, Vice President (VP) Life and Science Taman Safari Indonesia, drh. Bongot Huaso Mulia, MSc. Dikatakannya, sampah plastik sangat berbahaya bagi hewan karena tidak dapat dicerna dan menyebabkan gangguan pada sistem pencernaan.

“Hewan-hewan ini tidak bisa bicara, berbeda dengan manusia, mereka bisa berkata ‘oh perutku sakit’, sehingga terjadi secara tiba-tiba dan bisa mengakibatkan kematian seketika,” ujarnya.

Plastik dapat menyebabkan penyumbatan usus, gangguan pencernaan, bahkan kematian. Polusi plastik berdampak buruk bagi satwa liar karena tidak hilang begitu saja. Dibutuhkan ratusan tahun untuk terurai. Plastik beracun dapat membunuh satwa liar atau membuat mereka lebih rentan terhadap penyakit.

Taman Safari meminta para pedagang untuk tidak mengemas makanan dalam kemasan plastik, tidak mengemas makanan dalam plastik, dan menyediakan serta menjual makanan hewan segar. Selain itu, pihak Taman Safari Bogor juga meminta para pedagang untuk membersihkan barang dagangannya agar tidak terlalu banyak bertebaran di jalan dan menimbulkan kemacetan.

Pedagang setuju untuk mematuhi aturan

Para pedagang menyetujui larangan ini. Menurut Ketua Asosiasi Pedagang Taman Safari Bogor Agus Supreetna, larangan tersebut sudah disosialisasikan sejak tahun lalu.

“Alhamdulillah, aturan ini tidak menjadi beban sejak awal dan kami tidak keberatan. Bagi kami, ini berarti menjaga keselamatan dan kesehatan hewan, menjaga stabilitas di taman safari. Kalau masalahnya adalah ‘wortel yang digantung’. Kita bisa menggunakan bambu, bukan plastik, maka berilah tamunya: “Kalau beli pisang, kalau masih ada plastiknya, potong plastiknya.”

Agus menambahkan, pedagang sapi di perusahaannya berjumlah sekitar 300 orang, rata-rata sudah berjualan di sekitar Taman Safari selama kurang lebih 20 tahun.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours