Wamenlu RI: pariwisata dan ekonomi kreatif penting untuk capai SDGs

Estimated read time 3 min read

Jakarta (ANTARA) – Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia Pahala Nugraha Mansuri menekankan pentingnya pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

“Pariwisata berperan penting bagi perekonomian dan penghidupan masyarakat Indonesia,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Pahala saat membuka Bali and Beyond Travel Fair (BBTF) 2024 pada Rabu (6 Desember), seperti diberitakan. dalam keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri RI.

Pahala mengatakan sektor pariwisata menyumbang 4,1 persen terhadap PDB Indonesia dan mempekerjakan lebih dari 22 juta orang.

“Apalagi sektor ini juga erat kaitannya dengan ekonomi desain. “Jika digabungkan maka kontribusinya terhadap perekonomian Indonesia akan semakin besar,” ujarnya.

Wakil Menteri Luar Negeri Pahala kemudian memaparkan empat poin penting terkait pengembangan sektor pariwisata Indonesia.

Pertama, kata dia, sektor pariwisata harus terus berinovasi dan melakukan diversifikasi.

Pada saat yang sama, Wakil Menteri Luar Negeri menyebutkan dua aspek penting dari keberagaman, yaitu integrasi destinasi wisata dan basis pelanggan.

Terkait pertanyaan pertama, ia mengatakan Indonesia masih memiliki potensi kawasan untuk pengembangan pariwisata, seperti lima kawasan wisata utama di luar Bali, yakni Danau Toba (Sumut), Candi Borobudur (Jawa Tengah), Mandalika (NTB), Labuan. Bajo (NTT) dan Likupang (Sulawesi Utara).

Sedangkan pada isu kedua, Wamenlu menekankan pentingnya memperluas basis pelanggan pariwisata di pasar tradisional seperti Asia Selatan dan Tengah serta Eropa Timur.

“Diversifikasi destinasi pariwisata penting tidak hanya untuk meningkatkan basis pelanggan dan pangsa pasar, tetapi juga untuk menjamin pembangunan daerah,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Pahala.

Selain itu, peningkatan komunikasi pariwisata penting untuk mendukung perluasan pangsa pasar.

Salah satu upaya yang dilakukan Indonesia adalah pembangunan 50 bandara dalam 10 tahun terakhir. Selain itu, saat ini pemerintah sedang mengembangkan Pusat Wisata Laut Bali yang akan beroperasi pada tahun 2025.

“Pusat pariwisata ini akan menjadi jangkar bagi pengembangan komunikasi pariwisata di Indonesia, baik pariwisata domestik maupun internasional,” ujarnya.

Ketiga, Phahala mengatakan telah terjadi pergeseran ke arah wisata pengalaman, yang memungkinkan wisatawan terhubung secara emosional dengan budaya dan alam. Selain itu, wisatawan kini lebih tertarik pada pariwisata berkelanjutan.

Oleh karena itu, telah didirikan desa wisata di Indonesia yang fokus pada pariwisata berkelanjutan dan memastikan penduduk setempat menerima manfaat langsung dari kegiatan pariwisata.

Keempat, ia juga menyoroti peran teknologi digital yang telah mengubah industri pariwisata dengan meningkatkan pengalaman pelanggan, efisiensi, dan praktik pariwisata berkelanjutan.

Pahala menjelaskan, Indonesia fokus mengembangkan ekosistem digital untuk mendukung industri pariwisata melalui investasi infrastruktur digital (5G dan jaringan serat optik), penggunaan platform media sosial, pembayaran digital, aplikasi digital, dan kapasitas pekerja pariwisata.

Perkembangan ini memerlukan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk perusahaan teknologi, pengembang perangkat lunak, dan investasi besar dari sektor swasta.

Di akhir sambutannya, Wamenlu Pahala menyampaikan harapannya agar BBTF 2024 terus menjadi platform bisnis dan jaringan pengembangan untuk mendukung industri pariwisata dalam mencapai pembangunan berkelanjutan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours