MOSKOW dlbrw.com – Partisipasi Arab Saudi dalam acara BRICS merupakan “fakta yang tidak dapat disangkal”, kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov pada Rabu (19/6).
Ryabkov menjelaskan bahwa Arab Saudi telah berpartisipasi dalam pertemuan organisasi tersebut dan telah bekerja sama dengan negara anggota lainnya sejak awal tahun.
Dalam pertemuan para menteri luar negeri BRICS di Nizhny Novgorod, Rusia pada bulan Juni, pihak Rusia menerima indikasi dari rekan-rekan Saudi mereka bahwa penilaian terhadap undangan resmi Arab Saudi untuk bergabung dengan BRICS masih belum sepenuhnya selesai.
Oleh karena itu, Rusia menyebut perwakilan Arab Saudi tidak berpartisipasi penuh dalam beberapa acara yang diselenggarakan asosiasi tersebut.
“Riyadh tidak diragukan lagi berpartisipasi dalam BRICS. Ini adalah fakta yang tidak dapat disangkal. Selama lebih dari setengah tahun sejak penyerahan jabatan presiden ke Rusia, kami telah berulang kali menjamu perwakilan kerajaan di acara kami. Mereka telah berpartisipasi dalam pertemuan dan bekerja bersama pihak lain. .,” kata Ryabkov pada konferensi pers grup media internasional Rossiya Segodnya.
Ryabkov melontarkan komentar tersebut setelah mempertanyakan apakah Riyadh berpartisipasi penuh dalam organisasi tersebut, mengingat ketidakpastian seputar peran kerajaan tersebut dalam BRICS.
Pertanyaan mengenai kemungkinan perluasan BRICS lebih lanjut adalah murni pertanyaan politik, lanjutnya.
Turki, yang baru-baru ini menyatakan keinginannya untuk bergabung dengan organisasi tersebut, memahami hal tersebut dan mengetahui bahwa kepemimpinan Rusia dalam organisasi tersebut tahun ini memiliki dua prioritas, yaitu keberhasilan integrasi pendatang baru dan pengembangan kategori negara mitra, kata Ryabkov.
BRICS bukanlah penyeimbang geopolitik terhadap Barat, di mana tidak ada tempat bagi negara-negara tersebut, namun sebuah platform bagi semua pihak untuk bekerja sama, katanya.
Salah satu kriteria utama untuk bergabung dengan BRICS adalah “tidak berpartisipasi secara mutlak dan tanpa syarat dalam sanksi sepihak yang ditujukan kepada anggota BRICS saat ini,” tambah Ryabkov.
BRICS didirikan pada tahun 2009 sebagai platform kerja sama untuk negara-negara berkembang terbesar, yang mempertemukan Brasil, Rusia, India, dan Tiongkok. Afrika Selatan kemudian bergabung dengan grup ini pada tahun 2010.
Rusia menjadi ketua bergilir blok tersebut mulai 1 Januari 2024. Pada hari yang sama, BRICS memperluas keanggotaannya hingga mencakup Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab.
Sumber: Sputnik
+ There are no comments
Add yours