Warga Condet Dukung Ridwan Kamil Realisasikan Transportasi Air di Jakarta

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Warga Condet, Jakarta Timur mendukung calon Gubernur Jakarta 1, Ridwan Kamil melihat perkembangan (jalur) transportasi air. Sumbangan ini diberikan saat Ridwan Kamil berkunjung ke Padepokan Ciliwung, Jakarta Timur.

Pada Jumat, 3/10/2024, Muhamad Reza dari Asosiasi Pengairan (DAS) mengatakan: “Kami sangat setuju dengan rencana pembangunan jalur air tersebut karena dapat menjadi solusi lalu lintas Jakarta.”

Menurut Reza, usulan Ridwan Kamil membangun jalur air ini menunjukkan calon gubernur pertama ini sadar betul akan pentingnya menjaga lingkungan. Ia menjelaskan: “Jalur air ini sulit untuk menentukan apakah sungai tersebut penuh dengan sampah. Oleh karena itu, lingkungan harus tergenang.”

Reza mengatakan, tak hanya menjaga lingkungan, Pemprov DKI juga harus bekerja sama dengan provinsi lain, seperti Pulau Jawa, untuk mengendalikan air. Tentu saja sungai-sungai besar seperti Kalimalang, Ciliwung, Cisadane bisa dimanfaatkan untuk memindahkan lebih banyak orang ke Jakarta, katanya.

Budayawan Condet, Iwan Anjung menjelaskan, pembangunan perairan khususnya di Condet termasuk dalam proyek pengembangan Condet sebagai objek wisata. Katanya, “Jalur air ini sedang dibangun dari Jembatan Rindam sampai Condet, ini akan menjadi objek wisata nantinya.

Sementara itu, Ridwan Kamil mengatakan dengan dilaluinya jalur air di Jakarta diharapkan akan tercipta beragam transportasi di Jakarta, tidak hanya di dalam negeri. “Kita sedang mendalami benar atau tidaknya. Kalau benar kita lihat mobil ini melaju di sungai,” ujarnya.

Ridwan Kamil mengatakan, transportasi air keliling dunia bukanlah hal baru. Ini mungkin mobil yang berbeda. Ia menyimpulkan: “Nanti kita lihat, kalau bisa kita laksanakan. Ide RIDO (Ridwan Kamil-Suswono) DKI, desentralisasi, kolaborasi dan inovasi akan membawa inovasi.”

Sekadar informasi, Jakarta memiliki sistem transportasi air yang dimulai pada masa pemerintahan Gubernur DKI Sutiyoso. Proyek yang dikenal dengan nama Jalur Air ini dilaksanakan dan dimasukkan ke dalam sistem transportasi makro Jakarta pada 6 Juni 2007. Namun, setelah Sutiyoso mundur dari jabatan Gubernur DKI, proyek tersebut terbengkalai.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours