Waspadai kebotakan pada rambut dan cara meminimalkannya

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (ANTARA) – Dokter kulit lulusan Universitas Indonesia, Dr. Arlene Rainamira, SpDV menjelaskan risiko kebotakan yang dialami pria dan wanita serta cara meminimalisirnya agar perawatan rambut tetap optimal.

“Baik laki-laki maupun perempuan punya masalah kebotakan, itu diturunkan secara genetik,” kata dokter praktik RSIA Kemang Medical Care dalam talkshow di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis.

Jika Anda sudah memiliki kebotakan genetik, masalah ini tidak bisa dihindari. Masalah kebotakan biasanya terjadi pada pria setelah usia 30 tahun dan pada wanita di atas 30-40 tahun.

“Kalau ada alopecia atau kebotakan, polanya tertentu, polanya bisa mulai dari depan, tengah, lama kelamaan menipis (sampai botak total),” kata Arlene.

Meski menderita kebotakan, Arlene menyarankan pasien untuk merawat rambutnya secara rutin agar terhindar dari masalah kesehatan rambut yang lebih serius.

Rutinitas untuk mengatasi kebotakan masih sama, gunakan sampo yang memijat kulit kepala, jangan digosok, kata Arlene.

Kemudian gunakan kondisioner pada batang rambut dan gunakan masker rambut sesuai kebutuhan. Jangan lupa mengeringkan rambut dengan handuk selama kurang lebih lima menit.

Bila rambut rontok sudah parah, Arlene menyarankan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat. Dari pemberian obat hingga transplantasi rambut.

“Jika kebotakannya parah, sebaiknya temui dokter untuk mendapatkan pengobatan khusus alopecia,” kata Arlene.

“Pengobatannya bisa berupa obat-obatan, pengobatan topikal atau oral, terapi cahaya tingkat rendah, suplemen, micro-needling, PRP, dan akhirnya transplantasi,” imbuhnya.

Setiap pengobatan kebotakan memiliki risiko dan efek samping tertentu, kata Arlene.

Misalnya, pemberian obat yang tidak sesuai dengan kondisi kesehatan pasien dapat menyebabkan iritasi atau kemerahan, atau transplantasi rambut dapat menyebabkan infeksi jika pasien tidak menjaga kebersihan diri dan tempat transplantasi rambut dengan baik.

Namun Arlene mengatakan risiko tersebut dapat dihindari selama pasien mengikuti saran dokter dan memeriksakan diri ke dokter secara rutin. Hal ini dilakukan agar dokter dapat memantau efektivitas pengobatan kebotakan yang dilakukan pada pasien.

“Ada ruang untuk transplantasi secara umum, kebotakan jadi kita ketemu lagi nanti,” pungkas Arlene.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours