Wilsen Willim hadirkan koleksi busana terbaru dengan tenun sutra liar

Estimated read time 3 min read

Jakarta (ANTARA) – Pada festival mode tahunan JF3 2024, desainer Tanah Air Wilsen Willim akan memperkenalkan model fesyen baru bernama Lintas Time yang terbuat dari bahan dasar tenunan sutra liar karya perajin tenun sutra Simon ‘Lenan’ Setijoko. dan uji lagi. Kita pakai sutera liar, “Bedanya sutera biasanya berwarna putih, tapi sutera ini (sutra liar) ada sedikit warna kuning, coklat, krem,” kata Wilson saat ditemui di ajang JF3 2024 di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Jumat.

“Jadi kami tidak menggunakan cat sama sekali pada koleksi ini, yang merupakan pengalaman unik bagi saya,” lanjutnya.

Baca Juga: Koleksi Batik Vivo dan Wilsen Willim Lembayung Fajar Baca Selengkapnya: Siluet Kontemporer Hian Tjen Tenun Lunggi Vastra di JF3 2024 Mendiang Simon “Lenan” Setijoko Baca tentang Daur ulang tenun sutra dikenal karena pengalamannya dan tambahan highlight bentuk. bordir, batik atau lukisan untuk pekerjaan anda. Karena itulah Wilson tak ragu menggunakan tekstil sutra liar sebagai bahan utama koleksi Cross Time. Koleksi busana “Cross Time” karya desainer Wilson William berbahan sutra liar akan dihadirkan pada festival mode JF3 2024 di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Pusat, Jumat (26 Juli 2024). (ANTARA / Winnie Shoffa Salma) Menariknya, seluruh tenunan sutra liar Lenan yang dibuat ulang Wilson untuk koleksi Lintas Timas berasal dari koleksi pribadi kolektor dan pengamat sastra Chandra Satria.

Kali ini Wilsen menggunakan bahan tenun sutera liar yang terbuat dari serat kepompong ulat sutera liar yang ada di hutan, sehingga memiliki warna-warni warna-warni yang tercipta secara alami dari daun-daun yang dimakan ulat sutera sepanjang hidupnya. Tersedia dalam gulungan panjang dengan lebar kecil, tenunan sutra liar Lenan dirancang oleh Wilsen dalam delapan desain unik yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari, baik acara formal maupun santai. Koleksinya meliputi atasan, celana, rok, syal, atasan, jaket, dan gaun berdesain unik yang memberikan nuansa modern.

Wilson juga menambahkan aksen payet dan felt untuk memperkaya tampilan koleksi Cross Time. Selain menggunakan warna natural dari tenunan sutra liar, Wilson juga menggunakan warna hitam pada koleksinya untuk menciptakan kesan netral dan elegan. Koleksi Cross Time memadukan tekstil sutra liar dengan sutra pertanian (sutra budidaya), katun, wol, tulle, dan poliblend, serta bahan lainnya. Melalui koleksinya ini, Wilson ingin mengajak para pecinta fashion dan sastra untuk melihat kembali kreasi para empu masa lalu dan menonjolkan gaya modern masa depan.

Melewati garis waktu menghubungkan masa lalu dan masa depan, melestarikan warisan gagasan para pendahulu untuk terus melangkah ke masa depan.

Baca juga: Pj Gubernur DKI JF3 2024 berharap bisa mengembangkan industri modern. Baca juga: JF3 kembali digelar untuk mendukung fashion Indonesia di kancah internasional.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours