MOSKOW (ANTARA) – Amerika Serikat (AS) belum berbagi informasi intelijen dengan Kiev mengenai fasilitas di wilayah Rusia yang diakui secara internasional, karena takut menimbulkan kesan bahwa Amerika Serikat mendukung serangan Ukraina di wilayah Kursk, tulis Wall Street Journal (WSJ ). . ) dilaporkan.
Washington tidak berbagi informasi intelijen dengan Ukraina mengenai target di Rusia dan pemerintahan Biden tidak ingin terlihat mendukung serangan di wilayah Rusia, kata seorang pejabat senior AS kepada surat kabar tersebut.
Gedung Putih sebelumnya membantah keterlibatan AS dalam persiapan dan perencanaan serangan pasukan Ukraina di dekat Kursk. Departemen Luar Negeri AS juga menolak mengakui keterlibatan AS dalam serangan di wilayah Kursk.
Pada saat yang sama, media Bloomberg melaporkan mengutip beberapa sumber bahwa Ukraina sedang mempertimbangkan berbagai skenario untuk serangan mendadak terhadap Rusia, setelah mendapat “restu” dari kepemimpinan AS. AS dan Uni Eropa untuk invasi pertama ke wilayah Rusia sejak Perang Dunia II. .
Laporan WSJ menunjukkan bahwa Ukraina tidak menerima cukup dukungan dari AS dan sekutunya untuk berhasil melakukan serangan terhadap wilayah Rusia.
Selain itu, sumber tersebut mengatakan pemerintahan Biden “tidak percaya” bahwa pasukan Ukraina memindahkan sistem HIMARS (peluncur rudal) ke wilayah Rusia dan percaya bahwa militer Ukraina “mungkin” menggunakannya dari wilayah perbatasan di dalam Ukraina.
Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan pada Jumat (16/8) ini bahwa unit Rusia yang berhasil menggagalkan upaya pasukan Ukraina untuk menyerang wilayah Rusia di wilayah Kursk, menghancurkan tiga rudal HIMARS di wilayah Sumy dengan ketepatan serangan rudal ketinggian tinggi.
Kementerian tersebut mengatakan pasukan Kiev telah menggunakan rudal buatan Barat dan kemungkinan turunan dari sistem HIMARS untuk menyerang sasaran sipil di wilayah Kursk untuk pertama kalinya pada hari Jumat.
Pada tanggal 6 Agustus, unit tentara Ukraina melancarkan serangan untuk merebut wilayah di wilayah Kursk dan kemajuan mereka dihentikan, menurut kepala Staf Umum Rusia, Valery Gerasimov.
Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan pada 16 Agustus bahwa selama pertempuran menuju Kursk, Angkatan Bersenjata Ukraina telah kehilangan hingga 2.860 tentara dan 41 tank.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengklaim bahwa rezim Kiev telah melakukan provokasi dan melepaskan tembakan tanpa pandang bulu, termasuk terhadap sasaran sipil.
Putin mengatakan pihak musuh akan menerima respons yang bermartabat dan semua tujuan Rusia akan tercapai.
Sumber: Sputnik-OANA
+ There are no comments
Add yours