Yahudi Ultra-Ortodoks Israel akan Terima Pemberitahuan Wajib Militer dalam Hitungan Hari

Estimated read time 2 min read

TEL AVIV – Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyatakan akan mulai mengirimkan perintah militer pertamanya kepada tentara dari komunitas ultra-Ortodoks Haredi di negara itu pada Minggu (21/7/2024).

Dikecualikan dari dinas militer sejak berdirinya negara Israel, Haredim diizinkan untuk bergabung berdasarkan perintah pengadilan bulan lalu.

Perintah ini merupakan langkah awal dalam proses evaluasi pendatang baru tahun depan, seperti dijelaskan IDF, Selasa (16/7/2024).

“IDF ingin merekrut seluruh lapisan masyarakat,” kata pernyataan itu.

Israel adalah rumah bagi lebih dari satu juta Haredim. Dikenal dengan pakaian hitam khas pria dan penutup kepala wanita, Haredim adalah kelompok fundamentalis yang berupaya memutuskan hubungan dengan mayoritas Yahudi di Israel.

Dinas militer adalah wajib bagi sebagian besar warga negara Israel, pria dan wanita yang bertugas antara 24 dan 32 bulan di IDF, biasanya sejak usia 18 tahun.

Namun, dalam perjanjian tahun 1948 antara perdana menteri pertama Israel, David Ben-Gurion, dan para pemimpin Haredi, anggota komunitas dibebaskan dari tugas sementara jika mereka mendaftar di sekolah agama, atau yeshiva.

Memasuki yeshiva menjadi tiket masuk militer bagi Haredim, yang berpendapat bahwa kehidupan militer akan mengganggu pembelajaran Taurat mereka, menghalangi mereka untuk berdoa panjang, dan memaparkan mereka kepada orang-orang yang berjenis kelamin sama.

Selain itu, beberapa Haredim anti-Zionis, dan mengatakan bahwa negara Israel akan tetap ilegal sampai kedatangan Mesias.

Pengecualian dari dinas militer ini menyebabkan konflik antara Yahudi Ortodoks dan sekuler, yang tidak suka harus memikul beban dinas militer dan mendukung Yeshiva dengan pajak mereka.

Perjanjian tahun 1948 telah diperpanjang beberapa kali hingga habis masa berlakunya tahun lalu. Meskipun perjanjian tersebut akan diperbarui, pecahnya perang antara Israel dan Hamas mengungkap masalah kekurangan personel di tentara Israel dan membuat Mahkamah Agung negara tersebut meninjau kembali situasi yang telah berlangsung selama 76 tahun tersebut.

Pada akhir Juni, pengadilan memutuskan bahwa kesepakatan itu tidak sah dan, awal bulan ini, Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, mengumumkan rencana untuk mulai merekrut Haredim yang memenuhi syarat.

Menurut pengadilan, saat ini terdapat 63.000 prajurit Haredi yang siap menjalani wajib militer. Gallant mengatakan bulan lalu bahwa IDF sangat membutuhkan 10.000 tentara.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours