Yayasan minta bank sampah ikut bantu kumpulkan tas spunbond

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Manajer Komunikasi Dietplastic Indonesia Adityasanti Sofia menyarankan bank sampah membantu mengumpulkan kantong plastik bekas dari pelanggan atau warga untuk dibagikan dalam kotak di pasar. Cara ini bisa menjadi solusi atas habisnya kantong plastik di kotak-kotak pasar, serta munculnya sampah kantong fiber yang banyak dikeluhkan pengelola bank.

“Mungkin kotak-kotak itu bisa kita selesaikan di pasar-pasar bekas agar bisa didistribusikan ke pasar-pasar biasa,” kata Diti di Jakarta.

Kantong atau karung yang dipilin biasanya dibuat dengan cara melelehkan serat plastik polipropilena lalu ditiup hingga menjadi kain seperti kertas.

Diti mengatakan, organisasinya memperkenalkan tas bento di beberapa pasar bertepatan dengan Hari Tanpa Sampah Nasional (HPSN) tahun 2024. Penghuni pasar dapat meminjam tas dari kios dan kemudian mengembalikannya.

Upaya ini dilakukan tidak hanya untuk mengurangi penggunaan kantong plastik sekali pakai, namun juga untuk memberikan edukasi kepada warga pasar agar tidak membuang atau membuang kantong plastik yang sudah bengkok, namun tetap menggunakannya hingga rusak.

“Kami bekerja sama dengan pihak pasar agar masyarakat yang berada di pasar tidak ada alasan untuk lupa membawa tas dan menggunakan kantong plastik,” ujarnya.

Namun berdasarkan asesmen, permintaan warga di pasar pulang terhadap tas bengkok masih di bawah 50 persen sehingga menyebabkan stok tas bengkok di beberapa pasar sudah habis.

Menurut Diti, tas-tas yang ada di pasaran harus diberi harga agar peminjam bisa melunasinya.

Dalam acara yang sama, Adib Awaludin, Kepala Bidang Pengurangan Sampah Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, mengatakan gerakan penggunaan kembali tas belanja tidak berkelanjutan.

Bersama Diti, ia yakin bank sampah bisa mengedukasi nasabah bagaimana cara mengumpulkan kelebihan kantong di rumah.

Kemudian, setelah kantong terkumpul dalam jumlah besar, pengelola bank sampah dapat menghubungi dinas lingkungan hidup atau dinas setempat LH untuk membantu pendistribusian ke pasar yang memiliki fasilitas penyimpanan.

“Gerakan terus berlanjut, namun belum berakhir,” kata Adib.

Ia mengatakan limbah spunbond kini menjadi fenomena baru. Berbeda dengan kantong plastik sekali pakai atau kantong plastik, diakuinya saat ini industri daur ulang masih sulit ditemukan.

Baca Juga: Ekonomi sirkular bisa tekan biaya operasional pengangkutan sampah Baca Juga: Respons Pulau Sampah DKI, KLHK berharap hanya membuang sampah Baca juga: DKI imbau warga KHDR gotong royong bersihkan lingkungan

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours