13 mobil pemadam dikerahkan ke rumah yang dilempar bom molotov

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu mengerahkan 13 unit mobil pemadam kebakaran untuk memadamkan api yang membakar rumah dan pemukiman di Gang Pelita Tanjung Priok pada Sabtu malam.

Kebakaran tersebut diduga akibat adu mulut warga yang saling melempar bom molotov hingga menghantam rumah dan tempat tidur.

– Kebakaran diduga akibat warga adu mulut dan saling melempar bom molotov hingga menimpa rumah warga hingga terbakar, kata Petugas Dinas Gulkarmat Jakarta Utara (Jakut) dan Kepulauan Seribu, Sumarno.

Ia mengatakan, luas rumah yang terbakar 64 meter persegi (m2) dan kasur api 24 m2.

Petugas Gulkarmat mencoba memanjat pagar kereta api untuk memasang pipa air guna memadamkan api yang menghanguskan rumah warga di Gang Pelita, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu (24/08/2024). Polisi kesulitan memadamkan api akibat berakhirnya konflik antar masyarakat sekitar lokasi kebakaran. ANTARA/HO-Gulkarmat Rumah ini merupakan rumah untuk satu kepala keluarga (KK) dan empat orang. Saat ini, bangunan tersebut memiliki enam keluarga dengan jumlah 24 orang.

Suku Dinas Gulkarmat (Sudin) Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu mengerahkan 65 orang untuk memadamkan api di lokasi tersebut. – Total kerugian akibat kebakaran diperkirakan Rp 90 juta, ujarnya.

Kabarnya, kebakaran terjadi sekitar pukul 19.32 WIB, kemudian petugas bergerak ke lokasi kejadian dan saat hendak memadamkannya dihentikan karena warga bereaksi keras.

Pemadaman mulai kami lakukan pada pukul 20.20 dan berakhir pada pukul 21.21 WIB, kata Kepala Operasional (Kasi Ops) Sudin Gulkarmat Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu.

Sejumlah petugas kepolisian dan petugas pemadam kebakaran dari Divisi Gulkarmat Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu tidak mampu memadamkan api di kawasan KA Tanjung Priok pada Sabtu malam akibat konflik di sekitar lokasi.

– Kami mendapat laporan ada kebakaran dan kami kirimkan pekerja, tapi sesampainya di lokasi polisi tidak bisa memadamkannya, katanya.

Polisi tidak berani masuk karena pelaku menggunakan senjata tajam. – Kami tidak berani masuk ke lokasi untuk memadamkan api karena terjadi adu mulut dan ada yang membawa cangkul, katanya.

Menurut dia, pihaknya meminta para pekerja untuk tetap berada di lokasi menunggu konflik berakhir dan memadamkan api. – Kalau bukan karena polisi, kami tidak berani masuk ke kawasan itu, katanya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours