Fasilitas UNRWA di Gaza jadi target 453 serangan Israel sejak Oktober

Estimated read time 2 min read

ISTANBUL (ANTARA) – Badan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNRWA) pada Rabu (10/7) mengakui fasilitasnya di Gaza telah menjadi sasaran 453 serangan Israel sejak 7 Oktober 2023.

“Dua pertiga sekolah kami di Gaza diserang, menewaskan 524 orang yang mengungsi di fasilitas kami,” kata UNRWA dalam sebuah pernyataan.

Komisaris Jenderal UNRWA Filippo Lazzarini menyerukan gencatan senjata segera “sebelum kita kehilangan sisa kemanusiaan kita”.

“Sekolah telah berubah dari tempat pembelajaran yang aman dan harapan bagi anak-anak, menjadi tempat penampungan yang penuh sesak, seringkali menjadi tempat kematian dan penderitaan,” katanya.

Dalam empat hari terakhir, ada empat sekolah yang mengikuti UN.

“Sembilan bulan kemudian, berdasarkan pengamatan kami, pembunuhan tanpa henti, kehancuran dan keputusasaan masih terjadi. Gaza bukan tempat untuk anak-anak,” ujarnya.

Pada Selasa (9/7), sedikitnya 25 orang tewas dan 53 lainnya luka-luka dalam serangan Israel terhadap sebuah sekolah di kota Abasan, Jalur Gaza selatan, sebelah timur Khan Yunis.

Serangan tersebut menyusul serangan serupa yang dilakukan Israel terhadap sebuah sekolah di kamp pengungsi Nusirat di Gaza tengah pada 6 Juli, yang menewaskan sedikitnya 16 orang dan melukai puluhan lainnya.

PBB menyerukan gencatan senjata Israel, yang melanggar resolusi Dewan Keamanan, telah menghadapi kecaman internasional di tengah serangkaian serangan brutal di Gaza sejak kelompok militan Palestina Hamas melancarkan serangan pada 7 Oktober.

Menurut pejabat kesehatan setempat, sekitar 38.300 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas dan lebih dari 88.200 orang terluka.

Sebagian besar wilayah Gaza, memasuki bulan kesembilan perang Israel, telah dihancurkan oleh blokade makanan, air bersih dan obat-obatan.

Dalam kasus yang diajukan ke Mahkamah Internasional (ICJ), Israel dituduh melakukan genosida, yang keputusan terbarunya memerintahkan Israel untuk melakukan operasi militer di kota Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang. Invasi dihentikan. 6 Mei.

Sumber: Anatolia

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours