Minimalisir Jumlah Kehilangan Air, Lippo Karawaci Terapkan Sejumlah Langkah

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – PT Lippo Karawasi Tbk (LPKR) berkomitmen meningkatkan upaya mengurangi kehilangan air dalam proses produksi dan distribusi. Hal ini karena air merupakan sumber daya penting yang semakin langka di banyak wilayah di Indonesia.

Dalam operasinya, Divisi Pengolahan Air perusahaan telah menjadikan prediksi kehilangan air sebagai prioritas, sehingga menjamin efisiensi penggunaan air sekaligus mengurangi biaya yang terkait dengan kehilangan air.

Mencegah kebocoran air dan mengurangi kehilangan air penting bagi LPKR, kata John Ridy, CEO LPKR Group. Oleh karena itu, WTD menerapkan berbagai tindakan seperti kalibrasi ulang meter air, penggantian pengukur tekanan untuk mengontrol tekanan pipa distribusi, dan penggantian sistem pompa inverter untuk pengendalian tekanan konstan.

Dalam siaran persnya, Selasa (16/7/2024), ia mengatakan, “Selain berupaya menghemat air, langkah tersebut meningkatkan efisiensi sistem distribusi air sehingga mengurangi biaya terkait pemborosan air.”

LPKR juga menargetkan 20% total konsumsi air kelompoknya berasal dari sumber air berkelanjutan pada tahun 2030. Pada tahun 2023, 24% konsumsi air kelompok akan berasal dari sumber berkelanjutan seperti daur ulang air limbah dan penampungan air hujan.

Selain itu, mencegah kebocoran air dapat membantu mengurangi dampak kekeringan dan kelangkaan air terhadap masyarakat lokal. Oleh karena itu, LPKR telah menerapkan beberapa langkah untuk mengurangi jumlah kehilangan air dalam produksi dan distribusi air.

Langkah-langkah tersebut meliputi penggantian peralatan dan suku cadang (pipa, pengukur tekanan, sistem pompa dan media filter), perencanaan induk, dan kajian infrastruktur yang berguna untuk mengoptimalkan kapasitas kolam retensi. Kemudian mengidentifikasi area tambahan yang dapat dikembangkan di wilayah operasi perusahaan.

Selain itu, studi neraca air juga dilakukan untuk menilai proporsi pasokan air yang berasal dari berbagai sumber daya air potensial dalam pembangunan. Termasuk kolam retensi, air daur ulang, dan penyediaan air bersih daerah (PDAM).

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours