Judi berkontribusi pada konflik rumah tangga yang bisa berujung cerai

Estimated read time 2 min read

Semarang (Antara) – Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKBN) dr Hasto Wardoyo mengatakan perjudian turut andil dalam konflik rumah tangga dan konflik tersebut bisa berujung pada perceraian.

Jadi saya khawatir kalau kepala keluarga hidup dalam spekulasi (judi), saya yakin akan menimbulkan konflik dalam keluarga, katanya di Semarang, Jawa Tengah, Jumat.

Menurut Hasto, para penjudi umumnya menciptakan lingkungan keluarga yang tidak stabil karena emosi para penjudi tidak stabil dan cepat berhenti. “Dan saya yakin hasilnya tidak akan berkah. Jadi berujung perceraian. Itu hipotesis saya saja,” ujarnya.

Ini dia

Ia khawatir situasi keluarga tidak damai jika suaminya berjudi. “Karena orang yang berjudi pun bisa senang, bisa sedih. Kalau menang pun senang, kadang uangnya terbuang sia-sia,” kata Hasto.

Menurut Hasto, perilaku berjudi merupakan perilaku beracun yang juga dapat meracuni orang-orang di sekitar.

“Karena menurutku itu perilaku yang toksik. Dan perilaku toksik, kalau orang yang toksik bertemu dengan orang normal juga kacau,” kata Hasto.

Meski belum ada penelitian empiris mengenai hubungan perjudian online dengan perceraian, namun menurut Hasto, 70 persen perceraian di Indonesia disebabkan oleh perbedaan pendapat kecil antara suami dan istri.

“Kami masih belum memiliki penelitian yang benar-benar menghubungkan perceraian dengan game ‘online’. Lebih dari 70 persen perceraian yang kita lihat sekarang disebabkan oleh perbedaan pendapat kecil antara suami dan istri,” kata Hasto.

Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), akan terdapat 516.000 kasus perceraian pada tahun 2023.

Sebelumnya, Pusat Pelaporan Analis Transaksi Keuangan (PPATK) membekukan 5.000 akun individu dan kelompok yang terkait dengan kasus perjudian online.

Koordinator Tim Humas PPATK Nasir Kongah mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan nilai transaksi 5.000 akun yang ditangguhkan terkait perjudian online tersebut.

“Ini akan terus bertambah, sejauh ini kita sudah memblokir 5.000 akun. Mulai kuartal I 2024, stoknya mencapai 600 miliar dolar,” ujarnya dalam diskusi di Jakarta, Sabtu (15/15) bertajuk “Kekurangan yang Membunuh berjudi”. 6).

Naseer juga mengatakan bahwa dari 3,2 juta pemain game online yang teridentifikasi, 80 persennya rata-rata memainkan lebih dari 100.000 game.

Profil pemain game online bermacam-macam seperti pelajar, mahasiswa, dan ibu rumah tangga.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours