Petani sawit di Aceh Singkil menikmati hasil kemitraan

Estimated read time 8 min read

Aceh Singkil (ANTARA) – Tanaman kelapa sawit sudah dikenal masyarakat. Tumbuhan ini mempunyai banyak keunggulan karena dapat disulap menjadi sumber kebutuhan manusia, seperti minyak goreng, minyak industri atau minyak sebagai sumber bahan bakar.

Tanaman ini juga menjadi salah satu sumber pendapatan utama masyarakat Kabupaten Aceh Singkil. Warga di wilayah paling selatan Aceh dan di perbatasan Aceh dengan Sumatera Utara bisa menikmati buah hari dengan berjualan buah segar (TBS) berbahan dasar kelapa sawit.

Rata-rata pendapatan petani di kelompok koperasi kami per orang bisa mencapai 20 hingga 40 juta dolar per bulan, kata Bayu Ferdiansyah, Ketua Koperasi Sawit Sejahtera Blok 30, kepada ANTARA di Rimo, Kabupaten Aceh Singkil. Kamis (8/08).

Pria berusia 34 tahun ini mengaku, menjadi petani kelapa sawit telah mengubah hidupnya dan kehidupan masyarakat setempat, karena ia mampu meningkatkan pendapatan keluarganya, termasuk kebutuhan sehari-hari keluarga.

Tak hanya itu, menjadi petani sawit juga membawa berkah bagi dirinya dan anggota kelompok tani di koperasi tersebut, karena ia menjual sekitar 40 ton buah segar setiap harinya di perkebunan sawit atau sekitar 1.200 ton per bulan. .

Mereka menjual hasil panennya kepada PT Perkebunan Lembah Bhakti (PT PLB), seorang petani yang telah menjadi mitra masyarakat sekitar selama 10 tahun.

Sebagai masyarakat yang berada dalam lingkungan suatu perusahaan, mereka mendapatkan banyak manfaat dengan menjadi mitra di sebuah perusahaan pertanian karena mereka dapat langsung menjual produknya karena adanya koperasi.

Diakui Bayu Ferdiansyah, sebelum bergabung dengan koperasi tersebut, sebagian besar petani sawit di Negeri Aceh Singkil kesulitan menjual hasil sawit dari kebunnya sendiri.

Banyak petani di daerah ini yang tidak mengetahui cara menanam pohon palem yang benar, merawatnya, memupuknya hingga menghasilkan buah terbaik dan menjualnya.

Petani memanen tandan buah segar (TBS) dari pohon palem di sebuah desa di Kecamatan Rimo, Kabupaten Aceh Singkil, Kamis (8/8/2024). (ANTARA/HO)

Namun, setelah bergabung dengan PT PLB, anak perusahaan PT Astra Agro Lestari Tbk (Astra Agro), menjual hasil produksi puluhan petani di koperasi tersebut menjadi lebih mudah dan membawa banyak manfaat bagi masyarakat setempat.

“Sebelum koperasi berdiri, kami kesulitan menjual produk. Namun sejak kami bergabung dengan koperasi dan menjadi mitra usaha, banyak keuntungan dan manfaat yang kami rasakan. Termasuk saya sendiri,” tambahnya.

Pria lulusan universitas bergengsi di Sumatera Utara ini mengaku banyak perubahan ekonomi sejak menjadi petani sawit di PT Perkebunan Lembah Bhakti Aceh Singkil.

Perubahan tersebut dimulai dari pembelian kendaraan roda dua dan roda dua, ia juga berhasil membeli truk untuk mengangkut hasil panennya, hingga akhirnya membeli rumah untuk keluarganya.

Selain itu, luas tanaman yang dikelolanya kini bertambah menjadi 80 hektar dibandingkan sebelumnya 30 hektar.

Bayu Ferdiansyah mengaku, sejak menjadi mitra di perusahaan ini, banyak manfaat yang didapat dari 64 anggota kelompok tani yang saat ini tergabung dalam koperasi sawit Sejahtera Blok 30.

Hal ini mencakup mendapatkan bimbingan, pelatihan, dan pendampingan dari perusahaan untuk menghasilkan minyak sawit yang berkualitas sesuai dengan standar perusahaan yang bekerja sama dengan petani.

Mereka juga sering mendapat bantuan dari staf perusahaan, seperti bagaimana menjadi petani yang cerdas, efisien dan bebas kerugian, termasuk pelatihan cara mengumpulkan dan memanen, serta mendapat bimbingan – langsung dari para manajer perusahaan pertanian yang datang khusus untuk membantu. kebun petani. dan melakukan pelatihan pribadi di Internet (di Internet).

Walaupun tujuan koperasi adalah untuk memperlancar penjualan produk hortikultura kepada petani dengan dikeluarkannya surat pengantar dari koperasi, namun banyak manfaat yang diperoleh para petani Aceh Singkil, khususnya para petani di wilayah dimana perusahaan tersebut berada.

Sejak bergabung dan bekerja sama dengan PT PLB Astra Agro, para petani Koperasi Produksi Kelapa Sawit Sejahtera telah mendapatkan banyak manfaat, diantaranya mendapatkan bimbingan yang sangat baik dalam pengelolaan tanaman kelapa sawitnya yang berharga dan bermanfaat.

Dengan bimbingan para buruh tani, rata-rata petani sawit di koperasi mampu meraup keuntungan minimal Rp 20 hingga seratus juta per bulan dari penjualan produknya dari PT Perkebunan Lembah Bhakti.

“Saya bisa bekerja sebagai petani sawit demi masa depan keluarga saya. Jika dulu luas lahan perkebunan saya sekitar 35 ha, kini bertambah menjadi 80 ha,” kata Bayu gembira.

Petani sawit mungkin akan tertawa jika harga jual tandan buah segar (TBS) sawit stabil di atas 2.000 riyal per kilo, karena bisa menjamin harga produk dan mendapat untung.

Jika harga minyak sawit 1.500 riyal per kilo, tidak menjadi masalah bagi petani karena mereka tidak mampu menutupi biaya produksi jika tidak dipanen di lahan pertanian.

Ketua Koperasi PSS Blok 30 Wilayah Aceh Singkil, Bayu Ferdiansyah. (ANTARA/Teuku Dedi Iskandar)

Jadilah petani yang luar biasa

Selain sangat untung sebagai petani, Bayu Ferdiansya juga berhasil menjuarai kompetisi Mitra Terbaik Astra (AMARTA) dengan meraih satu buah sepeda motor.

Tahun lalu, koperasi sawit sukses Aceh Singkil yang dipimpinnya juga mendapat berbagai penghargaan dari Astra Agro, antara lain penghargaan satu ton pupuk, penghargaan alat angkut kelapa sawit, dan masih banyak lagi penghargaan lainnya.

Seperti diketahui, Apresiasi Mitra Terbaik Astra (AMARTA) merupakan program yang digagas Astra Agro untuk memberikan penghargaan kepada mitra yang berhasil mencapai target produksi buah segar (TBS).

Kami mempersilakan rekanan atau mitra untuk mengirimkan TBS ke perusahaan PT Astra Agro Lestari (PKS) di seluruh Indonesia. Syukuran tersebut merupakan wujud kepedulian terhadap warga Desa Lingkar 1 khususnya mitra buah-buahan asing.

Pembedaan ini juga bertujuan untuk mempererat hubungan baik antara perusahaan dengan petani mitra. Penghargaan ini merupakan bukti nyata komitmen PT PLB dalam membangun kemitraan jangka panjang dan memberikan kontribusi positif kepada masyarakat pedesaan dan mitra budidaya buah di luar negeri.

Kriteria untuk mendapatkan penghargaan ini adalah loyalitas, mencapai sasaran volume, menyediakan TBS tertinggi dan memenuhi batas unit TBS yang ditetapkan.

Bagi Bayu Ferdiansyah, salah satu tujuan hidupnya adalah menanam pohon palem, untuk memberikan penghasilan halal bagi keluarganya.

Sebagai mitra PT Perkebunan Lembah Bhakti Aceh Singkil, ia mendapatkan banyak manfaat dalam meningkatkan perekonomian keluarga. Ia pun berhasil mendirikan usaha lain yakni wisata haji dan umroh.

Ia mendapat tambahan usaha perjalanan haji dan umrah dari menjadi petani sawit di bawah naungan PT Perkebunana Lembah Bhakti (PT PLB) sehingga bisa mengembangkan usaha lain yang menjadi nilai tambah.

Meski tidak memiliki banyak kualifikasi atau pekerja berseragam apalagi berdasi, Bayu Ferdianyah telah menunjukkan kepada masyarakat lain bahwa menjadi petani bisa membawa kesuksesan, kesejahteraan, dan kesejahteraan.

Perjalanan Bayu dan kawan-kawan dari koperasi kaya sawit Kabupaten Aceh Singkil menjadi salah satu contoh kisah sukses yang bisa menjadikan Anda kaya raya sebagai petani sawit.

Selain hasil yang dapat diandalkan, upaya juga terbukti tidak mengubah hasil. Siapapun yang mau mencoba, kesuksesan dijamin akan diraih oleh siapa saja dan dimana saja.

Ketua Koperasi Sejahtera Sawit Blok 30 Provinsi Aceh Singkil, Bayu Ferdiansyah berhasil meraih hadiah sepeda motor dalam program Amarta Astra Agro 2023 (ANTARA/HO).

Banyak program pelatihan

Sementara itu, Affiliate Activity Specialist PT Perkebunan Lembah Bhakti Tofha Lamido S Keloko mengatakan, selama ini program-program PT Perkebunan Lembah Bhakti telah dilaksanakan, antara lain program pendampingan dan pelatihan. Tim PSM (Kemitraan) perusahaan memberikan dukungan langsung dan tidak langsung kepada mitra petani, misalnya.

Hal ini bertujuan agar para petani, khususnya yang berada di areal milik satu perusahaan, dapat memahami cara menanam pohon yang benar. Selain itu, pelatihan ini juga diharapkan dapat mencegah kerugian alam yang dialami petani sawit.

Tim mitra perusahaan menyelenggarakan pelatihan online (Zoom Meeting) dua kali sebulan, memberikan materi tentang teori agronomi budidaya biji kelapa.

Tofha Lamido S Keloko mengatakan, pihaknya juga menjalankan program kemitraan pupuk untuk membantu mitra agar operasional perkebunan dapat menghasilkan buah baru (TBS) sesuai harapan.

Kemudian melalui tim mitra, perseroan mengadakan program bersama pengadaan infrastruktur dan peralatan sebagai bagian dari peningkatan infrastruktur jalur poros dan pengadaan peralatan ( Dump Truck/Pick Up).

Hal ini dimaksudkan untuk membantu para petani dalam pengiriman tandan buah segar (TBS) dan pengiriman TBS ke perusahaan PT Perkebunan Lembah Bhakti tanpa kendala.

“Kerja sama antara perusahaan dan petani dalam pengelolaan perkebunan sangat penting, selain untuk menunjang penyediaan bahan baku, juga sebagai sarana untuk mendukung peningkatan perekonomian masyarakat,” tambah Tofha Lamido S Keloko. .

Petani menjual tandan buah segar (TBS) berbahan baku kelapa sawit ke PT Perkebunan Lembah Bhakti di Kabupaten Aceh Singkil, Kamis (8/8/2024). (ANTARA/HO)

Program perusahaan

Tofha Lamido S Keloko menambahkan salah satu program terbaik PT Perkebunan Lembah Bhakti adalah dukungan pembelian TBS dari petani sawit.

Tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan kode AALI, perseroan didukung program afiliasi yang mendorong peningkatan operasional.

Keberhasilan program Astra Agro karena fokusnya pada pemenuhan kebutuhan petani dan pemasok TBS. “Kami ingin mengubah persaingan TBS dari transaksional menjadi kooperatif,” ujarnya.

Kemitraan ini memastikan aspek keberlanjutan pasokan TBS sawit, bukan hanya sekedar transaksi jual beli. Dari PKS, mereka bisa mendapatkan jaminan pasokan TBS, dan petani mitra bisa mendapatkan manfaat dari program mitra yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.

Astra Agro memandang petani tidak hanya sekedar mitra dalam jual beli TBS, namun menjadikan petani sebagai mitra yang saling melengkapi.

Inilah sebabnya mengapa perusahaan senang bahwa mitra-mitra ini merupakan kunci bagi pembangunan berkelanjutan industri minyak sawit. Berdasarkan hal tersebut, Astra Agro mengembangkan berbagai program kerjasama yang memenuhi kebutuhan mitra.

Melalui konsep Supplier Journey, perusahaan berupaya untuk memahami lebih dalam seluruh aspek yang dilalui mitranya, mulai dari proses penanaman pohon hingga kebutuhan pribadi yang memungkinkan kebutuhan tersebut muncul.

Untuk lebih memahami kebutuhan tersebut, kata Tofha Lamido S Keloko, konsep Supplier Journey dibagi menjadi lima yaitu privasi, taman, pintu keluar, transportasi dan penerimaan TBS di perusahaan.

Ia mengatakan, ada berbagai persoalan yang dihadapi petani sawit. Dengan lebih detailnya program koperasi yang dikembangkan oleh perusahaan pertanian, maka petani sawit dapat memilih program koperasi sesuai dengan situasi dan kondisinya.

Astra Agro berkomitmen menjalin kemitraan jangka panjang dengan para petani. Hal ini merupakan implementasi dari motto Astra Agro, “Sejahtera Bersama Bangsa” atau “Sejahterakan Bangsa”, ujar Tofha Lamido S Keloko.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours