Rusia menentang langkah militerisasi di kawasan Mediterania timur

Estimated read time 2 min read

Moskow (ANTARA) – Pemerintah Rusia menilai kesediaan Turki mendirikan pangkalan militer di Siprus utara dapat meningkatkan risiko konflik regional, selain penolakannya terhadap militerisasi di Mediterania Timur.

“Kami memantau dengan cermat perkembangan di Mediterania Timur; ini adalah wilayah yang penting, terutama dari sudut pandang jaminan keamanan. Kami menentang militerisasi dan tindakan apa pun yang dapat meningkatkan kemungkinan konflik” – Yuriy Pilipson, direktur keempat Kementerian Luar Negeri. Urusan Rusia. Kementerian Eropa, katanya kepada kantor berita Sputnik.

Rusia sedang berusaha membantu dalam solusi yang seimbang terhadap masalah Siprus, tambah diplomat itu.

Moskow berasumsi bahwa “solusi yang komprehensif, layak dan adil terhadap masalah Siprus diperlukan dalam kerangka hukum internasional yang ditetapkan oleh resolusi Dewan Keamanan PBB, dengan mempertimbangkan kepentingan sah dan keprihatinan kedua komunitas (warga Turki Siprus Utara adalah Siprus Yunani),” katanya. Philipson.

Pada awal Juli, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan Ankara dapat membangun pangkalan angkatan laut dan fasilitas militer lainnya di Siprus utara.

Siprus secara de facto telah dibagi menjadi wilayah Yunani dan Turki sejak tahun 1974. Republik Turki Siprus Utara dideklarasikan pada tahun 1983 dengan dukungan Ankara.

Negosiasi mengenai reunifikasi Siprus telah berlangsung hampir sejak pemisahannya. Sementara itu, pada putaran terakhir perundingan yang diadakan di kota Crans-Montana, Swiss pada Juli 2017, belum ada kesepakatan yang bisa dicapai.

Sumber: Sputnik-OANA

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours