RI bidik kerja sama bisnis senilai Rp56 triliun dalam IAF ke-2

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Indonesia berencana menyelesaikan kesepakatan perdagangan senilai US$3,5 miliar (Rp56,07 triliun) antara berbagai industri Indonesia dan negara-negara Afrika dalam agenda Indonesia-Africa Forum (IAF) ke-2 September mendatang.

“Kami berharap kerja sama dapat dicapai dalam proyek-proyek antara Indonesia dan Afrika yang bernilai sekitar US$3,5 miliar…seperti di bidang pupuk dan energi, serta proyek-proyek lain yang masih dalam pembahasan,” kata Wamenkeu. Penghargaan Mansouri Bidang Luar Negeri Republik Indonesia pada Kamis.

Dalam jumpa pers dalam rangka IAF ke-2 di Jakarta, Pahala menyampaikan bahwa selain keabsahan perjanjian perdagangan, Indonesia juga berkomitmen untuk mencapai perjanjian Government-to-Government (G2G) Indonesia-Afrika, termasuk ratifikasi perjanjian tersebut. perjanjian perdagangan bebas. (FTA) dengan sejumlah negara yang saat ini berada pada tahap akhir.

Selain itu, Indonesia berencana meluncurkan program kerja sama pembangunan besar antara Indonesia dan Afrika di bawah IAF ke-2, kata Wakil Menteri Luar Negeri.

Pahala menekankan bahwa perekonomian Indonesia dan Afrika, dengan jumlah penduduk gabungan sebesar 1,4 miliar jiwa dan total PDB sebesar US$4,4 triliun (ISK 70,49 miliar), merupakan potensi besar yang harus terus dieksploitasi.

Untuk itu, salah satu program II IAF adalah forum bisnis yang mempertemukan pengusaha Indonesia dan Afrika.

Pahala mengatakan perwakilan penjualan dari 7 negara Afrika yaitu. Afrika Selatan, Aljazair, Kenya, Mesir, Mozambik, Nigeria dan Tanzania akan melakukan presentasi.

Indonesia mengundang 222 delegasi dunia usaha yang mewakili sektor publik dan swasta dari berbagai negara Afrika. Asisten Sekretaris berharap jumlah perwakilan akan bertambah seiring dengan meningkatnya minat menjadi tuan rumah IAF ke-2.

Selain forum perdagangan, Indonesia juga akan menggelar pameran produk-produk industri dalam negeri baik besar maupun UMKM untuk mendongkrak ekspor ke Afrika, ujarnya.

Setelah penyelenggaraan IAF pertama pada tahun 2018, selanjutnya akan dilaksanakan IAF kedua pada tanggal 1-3. September 2024 di Hotel Mulia, Bali, mengusung tema “The Spirit of Bandung for Africa’s Agenda 2063” dengan fokus pada transformasi ekonomi, energi dan pertambangan, pangan, keberlanjutan kesehatan, dan kerja sama pembangunan.

IAF kedua akan diselenggarakan bersamaan dengan High Level Forum on Multilateral Partnerships (HLF MSP) yang juga akan diselenggarakan di Bali pada waktu yang bersamaan.

Rencananya acara tersebut akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours