Bersiap Perang Besar Lawan Hizbullah, Israel Bangun Kota Tenda di Selatan

TEL AVIV – Israel berencana mendirikan kota tenda di bagian selatan negara itu untuk menampung penduduk kota-kota utara jika terjadi konflik dengan kelompok Hizbullah Lebanon.

Harian Israel Yedioth Ahronoth mengatakan pada Jumat (9/8/2024) “beberapa dewan regional di Israel selatan, bersama dengan bekas komando militer, sedang bersiap menghadapi ribuan orang yang terpaksa mengungsi.”

“Otoritas regional di wilayah Ramat Negev sedang bersiap menerima puluhan ribu pengungsi jika perbatasan meningkat ke utara,” tulis surat kabar itu.

Informasinya, pembangunan kota tenda dengan ratusan tempat tidur dan kasur sudah disediakan.

Surat kabar itu mengutip pernyataan dari dewan regional yang mengindikasikan bahwa ribuan warga Israel akan mengungsi ke wilayah mereka sendiri di selatan.

Oleh karena itu kami membentuk tim penanganan pengungsi yang tujuannya membantu penduduk yang datang, kata dewan daerah.

Dilaporkan juga bahwa unit gawat darurat di wilayah tersebut melakukan latihan simulasi evakuasi massal dua minggu lalu.

“Pengungsian ribuan orang dari utara adalah situasi nyata, dan lebih baik mempersiapkannya enam bulan sebelumnya,” kata ketua dewan, Eran Doron.

Sejak pekan lalu, Israel telah menyatakan kewaspadaan di sepanjang perbatasan Lebanon untuk mengantisipasi tanggapan Hizbullah terhadap pembunuhan pemimpin kelompok tersebut, dan Fouad Shukr, di ibu kota Lebanon, di Beirut pada tanggal 30 Juli.

Dalam beberapa hari terakhir, media Israel melaporkan bahwa Tel Aviv memperkirakan Hizbullah akan melancarkan serangan roket besar-besaran di utara.

Beberapa media lokal tidak menutup kemungkinan bahwa tindakan pembalasan tersebut akan berubah menjadi perang besar di Lebanon.

Israel telah mengevakuasi 43 kota di dekat perbatasan Lebanon sejak dimulainya perang pada awal Oktober, menyebabkan 62.299 warga Israel mengungsi ke berbagai wilayah di negara itu, menurut statistik Israel.

Menurut laporan media, puluhan ribu warga Israel akan mengungsi akibat serangan Hizbullah, yang diperkirakan akan berlangsung beberapa hari.