GIIAS 2024, menjaga optimisme industri otomotif saat daya beli menurun

Estimated read time 4 min read

Jakarta (Antara) – Dibandingkan dengan hal lain, kendaraan bermotor bukanlah sebuah kebutuhan pokok. Namun, bagi sebagian orang, terutama pekerja yang memiliki mobilitas tinggi atau tinggal di wilayah metropolitan, memiliki kendaraan pribadi mungkin menjadi sebuah prioritas.

Berdasarkan hasil Survei Wisatawan Jabuditabek 2023 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada 28 Maret 2024, terdapat sekitar 4,41 juta penduduk Jabuditabek berusia 5 tahun ke atas, baik untuk keperluan bekerja maupun belajar.

Kendaraan pribadi menjadi alat transportasi utama yang mereka gunakan dengan pengguna mencapai 3,48 juta orang atau 79% dari total penumpang.

Data tersebut menunjukkan potensi pembelian kendaraan sepeda motor masih besar, setidaknya di wilayah Jaboditabek. Namun, kenyataannya tidak demikian.

Industri otomotif Tanah Air sedang dalam kondisi lesu, terlihat dari data Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gikendo), sepanjang semester I 2024 segmen grosir mengalami penurunan sebesar 19,5% dibandingkan tahun sebelumnya.

Lembaga Penelitian Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) mengungkapkan, stagnasi pasar mobil baru disebabkan oleh kenaikan harga mobil dan keadaan pendapatan per kapita.

Perlu diketahui, sejak tahun 2000 hingga 2013, pendapatan per kapita meningkat rata-rata 28,26% per tahun dan penjualan mobil juga meningkat sebesar 21,23% per tahun.

Sementara itu, pendapatan per kapita Indonesia akan tumbuh rata-rata 3,65 persen setiap tahunnya pada tahun 2013 hingga 2022.

Katalis penjualan

Tidak hanya daya beli masyarakat yang menurun, industri otomotif di Indonesia juga menghadapi berbagai tantangan lain, seperti nilai tukar rupiah, kenaikan suku bunga global, dan pengetatan pinjaman untuk pembelian kendaraan baru pasokan.

Kendati demikian, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) optimis industri otomotif dalam negeri masih mampu bersaing dan mampu mencapai target penjualan satu juta kendaraan pada akhir tahun 2024.

Meski penjualan dalam negeri mengalami fluktuasi, namun produksi industri otomotif nasional diperkirakan akan meningkat berkat pertumbuhan pasar ekspor.

Selain itu, Kemenperin juga berharap penjualan kendaraan meningkat pasca Giacendo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 yang digelar di empat lokasi yakni Tangerang, Surabaya, Bandang, dan Semarang.

Berdasarkan data tahun-tahun sebelumnya, Direktur Jenderal Industri Permesinan, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Putu Juli Ardika memperkirakan GIIAS memang memberikan dampak positif terhadap penjualan kendaraan bermotor di Indonesia.

Penjualan eceran kendaraan bermotor pada atau sebelum Juli 2022 mencapai rekor 80.000 unit. Angka tersebut meningkat 13,2 persen year-on-month (mtm) menjadi 91 ribu unit yang digelar di GIIAS 2022.

Sementara jelang GIIAS 2023, penjualan kendaraan bermotor mencapai 76 ribu unit pada Juli 2023. Setelah acara tersebut, penjualan MTM naik 13,1% menjadi 86.000 unit.

“Ini menjadi bukti lebih lanjut bahwa diadakannya GIIAS dapat meningkatkan penjualan kendaraan bermotor di Indonesia,” ujarnya.

Event tahun ini kemungkinan bisa menjadi katalisator untuk mendorong masyarakat membeli kendaraan baru sehingga meningkatkan nilai jual kembali kendaraan bermotor di tingkat nasional.

Selain itu, pameran ini diharapkan dapat mendukung kebijakan pemerintah dalam memajukan industri otomotif dalam negeri, yakni meningkatkan produksi dan penggunaan kendaraan rendah emisi dan ramah lingkungan.

Tak hanya meningkatkan penjualan dan mendukung kebijakan pemerintah, GIIAS 2024 juga dapat menjadi faktor pendorong peningkatan konsumsi berbagai produk kendaraan produksi dalam negeri.

Acara tersebut juga dapat menjadi ajang nyata bagi industri manufaktur otomotif dalam negeri untuk memperkenalkan produk dan teknologi baru serta memperkuat brand image-nya.

Bantuan keuangan

Giacendo mengatakan GIIAS 2024 merupakan pameran otomotif terbesar kedua di dunia tahun ini setelah Beijing International Automotive Exhibition 2024 atau dikenal dengan Auto China, berkat perluasan area pameran menjadi 120 ribu meter persegi (m2).

Pameran ini diikuti 55 merek kendaraan bermotor, roda dua, roda empat, dan kendaraan niaga, lebih banyak dibandingkan tahun lalu yang diikuti 49 merek.

Meski diharapkan penjualan kendaraan kembali meningkat pada tahun ini, Gakondo selaku penyelenggara belum mematok target atau perkiraan angka penjualan selama acara berlangsung.

Namun diperkirakan akan terjadi peningkatan pembelian kendaraan pada saat pameran sehingga angka penjualan pada tahun ini akan membaik yang otomatis berdampak pada pertumbuhan produksi kendaraan dan komponennya.

Dalam upaya meningkatkan penjualan, Gaikindo Astra Financial, sponsor platinum pameran tersebut, serta 10 unit bisnis yang bergerak di sektor kredit otomotif, fintech lending, perbankan, dan asuransi.

Dengan beberapa unit bisnis, perusahaan pembiayaan ini menargetkan kesuksesannya bisa menyamai GIIAS tahun lalu, yakni mengucurkan pembiayaan sebesar Rp 2,8 triliun.

Ketua Umum Gaikindo I Jongkie D. Sugiarto menilai ketersediaan jasa keuangan berperan penting dalam meningkatkan angka penjualan mobil, mengingat 60 persen aktivitas penjualan mobil di Indonesia dilakukan secara kredit

Ketersediaan layanan pembiayaan tersebut dapat menjadi solusi bagi Anda yang membutuhkan kendaraan namun memiliki anggaran terbatas.

Hal ini tentunya dapat meningkatkan permintaan terhadap mobil sehingga industri otomotif tetap dapat memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan perekonomian nasional meskipun pendapatan per kapita tidak meningkat signifikan dan daya beli masyarakat terdampak.

Redaktur: Ahmed Zainal M

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours