Atasi Stunting, Dosen Vokasi UI Lakukan Penyuluhan dan Pemeriksaan Fisioterapi

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Stunting merupakan kondisi terhambatnya pertumbuhan anak akibat kekurangan gizi kronis. Biasanya terjadi pada masa awal pertumbuhan, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan, khususnya sejak kehamilan hingga usia dua tahun.

Kondisi ini paling mudah dikenali dengan kategori tinggi badan anak yang lebih rendah dibandingkan standar pertumbuhan anak sehat pada usia tertentu. Salah satu penyebab pertumbuhan terhambat adalah buruknya penyerapan nutrisi sehingga anak bisa mengalami gangguan pertumbuhan.

Baca Juga: Cegah Stunting! Beras Bulog Fortivit menjadi tumpuan para ibu bekerja untuk memenuhi gizi anaknya

Stunting mempunyai dampak yang sangat berbahaya dan berkelanjutan, baik secara individu maupun masyarakat. Angka kejadian stunting pada anak masih cukup tinggi; Kegagalan dalam proses tumbuh kembang jelas akan mempengaruhi produktivitas pada masa dewasa, sehingga perlu dilakukan upaya untuk mengelola dan mencegahnya.

Hal tersebut diungkapkan Riza Pahlawi selaku salah satu dosen dan guru besar fisioterapi profesi Universitas Indonesia saat melakukan penyuluhan dan sosialisasi peningkatan aktivitas fisik sebagai upaya pengendalian stunting pada anak di Desa Pulau Panggang, Kepulauan Seribu. , Jakarta. .

Mengingat banyaknya jumlah anak di Pulau Panggang, Kepulauan Seribu, maka penting dilakukan upaya pencegahan stunting.

Oleh karena itu, guru program studi Fisioterapi program pendidikan vokasi Riza Pahlawi selaku ketua tim pengabdian masyarakat mengambil peran utama dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat yaitu pemberian bantuan berupa penyuluhan dan fisioterapi. ujian dengan mengakses program “Bermain Latihan” untuk anak-anak.

Aktivitas bermain yang teratur pada anak akan meningkatkan aktivitas metabolisme dalam tubuh anak, sehingga penyerapan nutrisi penting untuk pertumbuhannya akan lebih optimal. Latihan dan aktivitas fisik mengevaluasi berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan fisik, termasuk pola makan, tingkat aktivitas fisik, kualitas tidur, stres, lingkungan fisik, dan genetika.

Dengan mempertimbangkan semua faktor ini secara bersamaan, kita dapat mengidentifikasi akar penyebab masalah kesehatan fisik dan mengusulkan strategi yang tepat untuk memperbaikinya.

Berdasarkan berbagai kegiatan kemaslahatan publik, tim pengabdi mencoba merumuskan tujuan yang diharapkan dari perubahan tersebut dengan orientasi pada kemaslahatan program bagi anak-anak dan masyarakat luas, ujarnya dalam siaran pers, Minggu (September). 1 Agustus 2024).

Dijelaskannya, karena waktu pelaksanaan program yang cukup singkat, sedangkan pengobatan dan pelatihan kemandirian memerlukan jangka waktu yang lama, maka tujuan perubahan yang diharapkan hanya sebatas sasaran respon masyarakat pada saat pelaksanaan program. .

“Acara ini dapat memberikan dampak bagi warga saya, mengubah kehidupan khususnya para ibu dan ibu hamil serta anak-anaknya. Kami berharap dengan adanya kegiatan ini kita dapat menurunkan angka stunting hingga 0 jika memungkinkan,” ujar Bapak Abdul Salam, Kepala Desa. Kesejahteraan Sosial Kel.

“Saya berharap acara ini bermanfaat bagi seluruh anak Indonesia di seluruh dunia, khususnya bagi putra saya dan anak dalam kandungan saya,” ujar Mulyati, salah satu warga yang mengikuti pengabdian masyarakat ini.

Tentu saja tim pengabdi menyadari bahwa peningkatan kesadaran warga tidak dapat dilakukan hanya dengan satu kegiatan, oleh karena itu mereka mengadakan kegiatan berkelanjutan berupa konsultasi online yang akan berlangsung hingga Oktober 2024.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours