Relawan Bakti BUMN bangkitkan pesona Likupang

Estimated read time 9 min read

Manado (Antara) – Sinar matahari pagi menghangatkan semangat relawan BUMN angkatan VI. Dengan penuh semangat dan persatuan, para relawan berbaris rapat di pantai pasir putih, Pantai Pal, Kawasan Likupang, Kabupaten Minhasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara (Sult).

Dengan suara yang menggelegar, mereka serentak berteriak “Likupang…., Torang Punya, Torang Bisa!”. Teriakan para relawan memenuhi udara dan menjadi energi positif mereka untuk menjalankan aktivitas di Likupang. Mereka berharap dapat berkontribusi dalam mengubah masyarakat menjadi lebih baik dan lebih maju

Simpul tersebut merupakan pengingat bagi setiap relawan bahwa mereka berada di sana bukan hanya untuk mengabdi, namun juga untuk menunjukkan bahwa Lembaga adalah milik mereka semua, dan bersama-sama mereka dapat mengembangkannya. Para sukarelawan mulai bekerja. Mereka siap memberikan yang terbaik bagi Masyarakat dan warganya.

Anisa Fitriani, misalnya, remaja putri asal Lampung, sudah lama bermimpi untuk bisa berkontribusi lebih banyak bagi Indonesia. Ia bekerja di PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Jakarta, sebuah perusahaan yang terkenal dengan misinya memberdayakan masyarakat melalui pembiayaan usaha mikro.

Hati Anisa tidak hanya melekat pada pekerjaannya sehari-hari, namun ada panggilan lebih besar yang selalu menggema dalam kemauannya, yaitu keinginan untuk berbuat lebih banyak bagi yang membutuhkan.

Itu sebabnya, saat Anisa mendengar tentang Program Pengabdian Relawan BUMN (RBB), wajahnya langsung berseri-seri. Ini adalah kesempatan yang dia cari.

Kesempatan untuk membantu sesama dengan ilmu dan pengalaman yang diperolehnya di PNM sepertinya muncul. Namun jalan menuju mimpinya tidaklah mudah. Anisa harus melalui proses seleksi yang sangat sulit. Pemilihan demi pemilihan, lanjut Anisa, didorong oleh tekad yang tak tergoyahkan.

Tantangan terbesar datang ketika Anisa harus memilih penempatan dari semua pilihan yang ada, satu tempat yang menarik perhatiannya yaitu Likupang, kawasan yang ditetapkan sebagai Kawasan Super Prioritas (DSP) oleh pemerintah Indonesia.

Sebelum memilih lokasi penempatan, dia memutuskan untuk mempelajari lebih lanjut tentang berbagai bidang di mana dia dapat mengabdi. Setelah ditelusuri lebih dalam, ada satu nama yang terus memanggilnya, yaitu Likupang.

Likupang merupakan kawasan yang sedang dikembangkan menjadi destinasi wisata kelas dunia. Di balik itu semua, Anisa melihat adanya peluang untuk membantu masyarakat lokal yang masih membutuhkan banyak dukungan.

Keputusan memilih Likupang tidaklah mudah. Anisa tahu tantangan yang akan dihadapinya di sana lebih besar dibandingkan di tempat lain.

Awalnya Anisa baru mendengar tentang tempat ini selama beberapa waktu. Semakin banyak dia belajar, semakin dia terpesona. Likupang yang terletak di Sulawesi Utara memiliki kekayaan alam yang tak kalah indahnya dengan destinasi wisata internasional.

Pantainya yang menakjubkan dengan air biru jernih, pemandangan alam yang masih asli dan belum terjamah, serta kehidupan bawah laut yang luar biasa mustahil untuk diabaikan. Belum cukup, Anisa pun menemukan cerita tentang masyarakat Likupang yang terkenal ramah.

Namun ada hal lain yang membuat Anisa semakin mantap memilih kikupa, yakni makanan. Berbagai ulasan yang dibacanya memuji cita rasa masakan lokal yang lezat dan autentik, mulai dari ikan bakar segar hingga makanan laut khas daerah, semuanya terdengar menggugah selera.

Akhirnya dengan hati penuh semangat, Anisa memutuskan Likupang adalah tempat yang tepat untuknya. Di sana, ia tidak hanya bisa berkontribusi melalui program relawan, namun ia juga bisa menikmati keindahan alam yang indah, berbaur dengan masyarakat hangat, dan mencicipi berbagai kuliner yang hanya bisa ditemukan di Likupang.

Bagi Anisa, pilihan ini merupakan perpaduan sempurna antara pengabdian dan petualangan, keputusan yang memadukan hati dan selera.

Ini kali pertama Anisa Fitriani menginjakkan kaki di Tanah Nyur Melambai, Sulawesi Utara. Begitu pesawat mendarat, dia langsung merasakan ada yang berbeda dengan tempat ini. Udara segar dan pemandangan indah seakan menyambut hangatnya.

Anisa yang biasa tinggal di Jakarta, serasa memasuki dunia lain.

Dalam perjalanan menuju Likupang, lokasi penempatan Program Pengabdian Relawan BUMN Angkatan VI, Anisa tak henti-hentinya terpesona dengan kondisi alam Sulut. Alam disini sangat indah dan masih sangat terjaga.

Pepohonan yang menjulang tinggi di sepanjang jalan, pepohonan rindang yang melambai tertiup angin, kawasan yang diberi nama Nyur Melambai, serta hamparan perbukitan hijau yang tiada habisnya, semuanya memikat hati Anisa.

Ia segera mengeluarkan ponselnya dan mulai mengabadikan momen tersebut dalam bentuk foto dan video, dengan harapan bisa membawa pulang keindahan tersebut. Sepanjang perjalanan, ia terus membandingkan apa yang dilihatnya dengan pengalaman masa lalu di Indonesia bagian barat.

Semuanya terasa begitu berbeda, udara lebih bersih, alam lebih tenang, dan suasana lebih damai. Bukan sekadar perjalanan kerja, melainkan petualangan yang mendekatkan dirinya dengan alam Indonesia yang masih asli.

Mempercepat pembangunan

BUMN Pengabdian Relawan (RBB) Angkatan VI diharapkan menjadi penggerak utama percepatan pembangunan Kawasan Super Prioritas (DSP) Likupang. Likupang yang ditetapkan pemerintah sebagai salah satu kawasan utama pengembangan pariwisata semakin mendapat perhatian melalui program RBB ini.

Pada peluncuran resmi RBB Gelombang VI di Pantai Paul, Likupang, Deputi Bidang Hukum dan Perundang-undangan Kementerian BUMN, Carlo Brix Tevu mengungkapkan optimismenya.

Tahun ini RBB Gelombang VI dilaksanakan di 10 lokasi berbeda di seluruh Indonesia, dan salah satu yang terpilih adalah Likupang. Kegiatan ini dinilai sangat penting untuk meningkatkan potensi daerah, khususnya pada 10 lokasi terpilih RBB Gelombang VI tahun ini, yakni Halmehra, Likupang, Lembata, Pasuruan, Kembrana, Solo, Subang, Bangka, Nias dan Banda Nira.

RBB Gelombang VI diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat dan DSP Likupang. Berbagai kegiatan yang dilakukan relawan BUMN selama tiga hari pada 15 hingga 17 Agustus 2024 dirancang untuk memberikan manfaat langsung kepada masyarakat setempat.

Direktur Manajemen Risiko PTPN M Arifin Firdaus menambahkan, fokus kegiatan RBB Gelombang VI di Likupang terbagi dalam tiga bidang utama, yakni pengembangan UMKM, lingkungan hidup, dan pendidikan.

Hal ini sesuai dengan arahan Menteri BUMN Eric Thohir yang menekankan pentingnya Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) BUMN agar dapat memberikan dampak nyata bagi masyarakat.

Dengan memetakan permasalahan dan potensi lokal, diharapkan program yang dilaksanakan benar-benar tepat sasaran dan memberikan hasil yang optimal.

Salah satu kegiatan penting di bidang lingkungan hidup yang dilakukan para relawan adalah hidup rukun dan gotong royong melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan.

Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi bukti nyata kehadiran BUMN di tengah masyarakat, menunjukkan bahwa BUMN tidak hanya sekedar badan usaha, namun juga mitra dalam pengembangan masyarakat.

Direktur Muda BUMN PT Pelindo Jasa Maritim Yossianis Marciano pun menaruh harapan besar bahwa kehadiran relawan di Likupang akan memberikan dampak positif yang besar bagi masyarakat Sulut. Program ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal, namun juga menarik lebih banyak wisatawan baik domestik maupun mancanegara untuk berkunjung ke DSP Likupang.

Dengan hadirnya relawan diharapkan setiap daerah dapat mengembangkan potensi terbaiknya dan memberikan manfaat berkelanjutan kepada masyarakat setempat untuk membawa perubahan ke arah yang lebih baik.

Perkembangan UMKM Sejak Kemerdekaan Republik Indonesia

Program RBB Gelombang VI hadir di Masyarakat dengan misi lebih besar untuk mengangkat derajat para pelaku UMKM agar bisa “naik kelas” dan memperluas jangkauan pasarnya.

Relawan antusias turun langsung ke lapangan untuk memberikan bimbingan mendalam kepada pengusaha lokal.

Tak hanya berbagi ilmu seputar manajemen bisnis dan pemasaran, namun juga memberikan wawasan bagaimana menjangkau pasar-pasar baru, baik dalam negeri maupun luar negeri, untuk memasarkan produk-produk unggulannya.

Tak hanya itu, para relawan juga menyadari pentingnya sektor pariwisata dalam memperkuat perekonomian masyarakat setempat. Mereka mengadakan pelatihan khusus bagi pemilik wisma di Likupang, mengajarkan mereka bagaimana menjadi tuan rumah yang baik dan profesional.

Mulai dari cara menyambut tamu hingga menjaga kebersihan dan kenyamanan, semua aspek dikaji secara serius. Tujuannya jelas agar setiap wisatawan yang datang ke Likupang merasakan keramahtamahan khas Sulut dan ingin kembali lagi.

Dalam program ini, UMKM dan pemilik wisma tidak hanya mendapatkan ilmu baru namun juga mendapatkan kepercayaan diri untuk mengembangkan usahanya.

Melalui kerja sama yang kuat dari para relawan dan masyarakat setempat, diharapkan Likupang perlahan tapi pasti akan menjadi destinasi wisata yang tidak hanya indah, namun juga sarat dengan produk dan layanan berkualitas yang siap bersaing di pasar.

RBB Gelombang VI Likupang juga turut serta menjaga keindahan alam dan melestarikannya untuk generasi mendatang, termasuk kegiatan penanaman mangrove di sepanjang pesisir pantai. Para relawan menanam bibit mangrove satu per satu dengan tangan penuh tanah. Mereka tahu betul bahwa setiap benih yang mereka tanam merupakan pertahanan alami yang akan mencegah erosi pantai dan menjaga lingkungan pantai.

Usai kegiatan, para relawan diajak untuk melakukan pengabdian masyarakat. Dengan semangat gotong royong, mereka membersihkan lingkungan sekitar rumah dan tempat wisata. Setiap sudut desa dan pantai menjadi bersih. Hidup menjadi lebih baik, indah dan nyaman untuk dipandang.

Fasilitas yang diperlukan disediakan oleh relawan untuk menjaga kebersihan. Mereka membangun dan menempatkan tong sampah di tempat wisata Pantai Paul. Pengunjung diharapkan membuang sampah pada tempatnya. Selain itu, mereka juga membersihkan dan mengecat tempat ibadah di kawasan tersebut. Para relawan juga memberikan bantuan materiil untuk perbaikan rumah ibadah masyarakat Likupang.

Pendidikan juga menjadi pilar utama dalam program RBB Gelombang VI di Likupang. Dengan semangat pendidikan, relawan datang tidak hanya untuk memberikan dukungan fisik tetapi juga untuk berbagi ilmu dan inspirasi kepada generasi penerus bangsa.

Di sekolah-sekolah lokal, mereka berdiri di depan kelas, mengajar dengan penuh semangat, memberikan pengetahuan yang berharga, dan menginspirasi siswa untuk bermimpi besar dan terus belajar.

Setiap sesi pengajaran merupakan momen yang tak terlupakan baik bagi mahasiswa maupun relawan. Mereka mengajarkan berbagai mata pelajaran dengan cara yang menyenangkan dan interaktif, menciptakan lingkungan belajar yang berbeda. Anak-anak di Likupang tidak hanya mendapat ilmu baru, namun juga merasakan perhatian dan kecintaan para relawan dari berbagai wilayah Indonesia.

Relawan juga membawa dukungan berupa sarana pendidikan dan olah raga, seperti buku baru, alat tulis, bahkan peralatan olah raga yang diserahkan ke sekolah setempat.

Dengan fasilitas yang lebih memadai diharapkan anak-anak di Likupang dapat lebih belajar dan berkembang secara fisik melalui kegiatan olahraga.

Melalui upaya ini, para relawan berharap dapat menanamkan semangat belajar yang kuat di hati para siswa dan memberikan mereka fasilitas yang memadai untuk tumbuh dan berkembang.

Bagi para relawan, setiap gelak tawa dan kegembiraan anak-anak Likupang merupakan bukti nyata bahwa apa yang mereka lakukan mempunyai dampak nyata.

Pada tanggal 17 Agustus 2024, di lapangan sederhana desa Marinso, relawan program RBB Gelombang VI berdiri bersama perangkat desa dan kecamatan setempat untuk menggelar upacara peringatan HUT RI ke-79.

Suara pembacaan proklamasi menggema di sela-sela pepohonan, mengingatkan semua akan perjuangan panjang para pahlawan bangsa. Bendera merah putih berkibar gagah di tiang tertinggi menandakan semangat kemerdekaan masih hidup dan akan selalu menjadi bagian jiwa setiap anak bangsa.

Usai upacara, para relawan merayakan kemerdekaan bersama masyarakat setempat dalam berbagai perlombaan tradisional yang meriah, seperti balap karung, tarik tambang, bahkan pertandingan sepak bola yang melibatkan anak-anak dan orang dewasa. Tawa dan tepuk tangan bergema di seluruh desa. Setiap kegiatan diikuti dengan antusias sehingga mempererat tali silaturahmi antara relawan dan masyarakat.

Tak hanya itu, sebagai rasa syukur atas berkah kebebasan, para relawan membagikan sembako kepada warga yang membutuhkan serta pemeriksaan kesehatan gratis. Langkah kecil ini diharapkan dapat meringankan beban dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Likupang.

Pada hari itu, Lickupang juga merayakan kemerdekaan Indonesia, namun juga merayakan persatuan, kerja sama, dan harkat dan martabat sebagai Indonesia baru yang sejahtera.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours