Main imbang 2-2, PSMS petik satu poin dari Dejan FC  

Estimated read time 2 min read

Medan (ANTARA) – PSMS Medan berhasil memetik satu poin dari tuan rumah Dejan FC setelah kedua tim bermain imbang 2-2 dalam laga Liga 2 Indonesia di Stadion Kera Sakti, Tangerang Selatan.

Tuan rumah Dejan FC memimpin pada menit ke-16 melalui Vavan Suwandi. PSMS Medan baru membalas pada menit ke-54 lewat pemain asing Jacinto Junior Conceicao Cabral, sehingga kedudukan berakhir 1-1.

Namun tim tamu PSMS Medan unggul terlebih dahulu pada menit ke-80 melalui Jacinto Junior Conceicao Cabral, sebelum akhirnya tuan rumah menyamakan kedudukan pada menit ke-87 melalui Boman Bi Irie Aime.

Kedudukan 2-2 membawa wasit Manciuri hingga akhir pertandingan.

Dalam laga bertempo tinggi tersebut, wasit memberikan enam kartu kuning, tiga kepada pemain Dejan FC dan tiga kepada PSMS Medan.

Boman Bi Irie Aimee, Muhammad Reza Pahlavi dan Wawan Sumadi mendapat kartu kuning untuk Dejan FC. Sedangkan Muhamad Hamzali, Sebastian Antic, dan Imam Bagus Kurnia mendapat kartu kuning untuk PSMS.

Tambah satu poin, PSMS Medan saat ini berada di posisi ke-4 dengan 2 kali menang, 2 kali seri, dan 1 kali kalah dengan 8 rekor.

Sementara Dejan FC berada di posisi 6 dengan perolehan 7 skor hasil 2 kali menang, 1 kali imbang, dan 2 kali kalah.

Meski hanya membawa pulang satu poin, pelatih PSMS Neil Maizar bersyukur atas hasil tersebut, apalagi timnya harus beradaptasi dengan lapangan sintetis yang tidak biasa.

“Alhamdulillah dapat satu poin, pertama-tama kita syukuri. Kedepannya kita akan tingkatkan permainan kita di sini. Saya berharap anak-anak tetap rendah hati dengan pertandingan ini,” kata Neil Maizar.

Ia pun mengucapkan terima kasih kepada seluruh pemain yang telah bekerja keras.

“Hormat saya kepada seluruh pemain, kami bisa meraih poin. Mudah-mudahan lain kali menghadapi Sriwijaya bisa melaju lagi,” imbuhnya.

Ia pun mengakui bahwa bermain di lapangan buatan menjadi tantangan tersendiri bagi anak-anaknya. Meski PSMS baru menggelar satu sesi latihan di lapangan sintetis di Pancoran, Neely menilai hal tersebut belum cukup untuk mempersiapkan tim secara maksimal.

“Babak pertama anak-anak belum tahu harus berbuat apa, bola bergerak lebih cepat, kontrolnya sulit. Alhamdulillah, di babak kedua mereka mulai beradaptasi,” tuturnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours