Terapi Bekam Jadi Tren di Kalangan Atlet Olimpiade Paris 2024

Estimated read time 2 min read

dlbrw.com, JAKARTA – Olimpiade tahun ini sedang berlangsung. Dan jutaan orang menyaksikan para atlet yang berlaga di Paris. Olah raga yang paling banyak peminatnya adalah renang. Dan tahun ini, 854 atlet dari 187 negara akan bertanding.

Namun yang menarik selain finish tercepat adalah keindahannya. Diantaranya, tubuh atlet tersebut terlihat ditutupi lingkaran merah tua di dekat lukanya.

Bintik-bintik seukuran cangkir itu rupanya akibat terapi bekam kering. Teknik pengobatan kuno melibatkan penempatan cangkir pada kulit dan mengunyahnya untuk meningkatkan aliran darah ke area tersebut.

Metode bekam kering ini membantu pemulihan otot. dan digunakan sebagai jenis pijatan jaringan dalam Pada Olimpiade Rio 2016, beberapa atlet mengalami dermatitis akibat pengobatan bekam kering. Tampaknya pengobatan ini masih populer hingga saat ini.

Pesenam Alexander Naddor mengatakan kepada USA Today pada tahun 2016 bahwa menyalin adalah ‘rahasia’ kesehatannya. “Ini lebih baik dibandingkan uang yang saya habiskan untuk hal lain,” ujarnya.

Selain Olimpiade, pemain bola basket Kyle Singler menikmati terapi koping. “Lesinya mungkin tampak lebih buruk dari yang sebenarnya. Tapi manfaatnya sangat besar,” ujarnya.

“Anda tidak selalu mendapatkan respons langsung yang Anda inginkan. Namun seiring berjalannya waktu Terapi membantu menyembuhkan dan melepaskan jaringan dan hal-hal seperti itu.”

Di indonesia Banyak atlet juga menggunakan metode ini. Banyak atlet yang berlaga di kompetisi IBL ternyata menggunakan terapi ini. Anda dapat melihat titik-titik bekam di bagian luar bahu dan lengan atas.

Namun para ahli mengatakan Apakah terapi bekam benar-benar berhasil? Tampaknya para ahli masih berbeda pendapat.

Menurut Harvard Health, beberapa penelitian menunjukkan bahwa bekam dapat meredakan gejala. Hal ini dapat berhubungan dengan otot, tulang, dan olahraga. Namun, kualitas bukti ini ‘terbatas’.

Tinjauan tahun 2022 menemukan bahwa bekam basah Bekam (daripada bekam kering yang menggunakan air raksa) lebih efektif untuk nyeri pinggang.

Meskipun luka akibat bekam bisa sangat menyakitkan, Namun terapi ini umumnya dianggap aman. Meski masyarakat masih belum yakin 100 persen akan efektivitasnya.

Harvard Health menjelaskan, “Kebanyakan ahli sepakat bahwa bekam itu aman. Selama orang yang menerima perawatan tidak melihat adanya perubahan warna melingkar. (Yang memudar dalam beberapa hari atau minggu.) Efek sampingnya terbatas pada rasa sakit saat mengunyah kulit.”

Masalah serius sering muncul akibat bekam. (Meskipun infeksi kulit jarang dilaporkan.) 

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours