Apakah Bom Pager Lebanon Menjadi Pintu Menuju Perang Dunia 3? Simak Penjelasan Lengkapnya

Estimated read time 3 min read

BEIRUT – Bom pager Lebanon menjadi fenomena yang banyak menyita perhatian bahkan bisa dijadikan pertanda bahwa perang di Timur Tengah akan semakin panjang dan meluas.

Beberapa waktu lalu, puluhan orang tewas akibat ledakan sebuah surat kabar di Lebanon. Menurut laporan BBC, 12 orang, termasuk dua anak-anak, tewas setelah selebaran portabel yang digunakan oleh anggota kelompok militan Hizbullah untuk berkomunikasi meledak pada saat yang bersamaan.

Setelah tragedi tersebut, kelompok Hizbullah menyalahkan Israel atas apa yang mereka sebut sebagai “agresi kriminal.” Mereka bersumpah akan membalas dendam terhadap negara Yahudi.

Pada saat yang sama, Israel, yang dituduh melakukan tuduhan tersebut, belum mengatakan apa pun mengenai hal tersebut. Sebelum ledakan, kabinet keamanan Israel mengatakan bahwa serangan Hizbullah di wilayah utara Israel harus dicegah, sehingga warga yang mengungsi dapat kembali dengan selamat.

Mungkinkah Bom Pager Lebanon Menyebabkan Perang Dunia III? Insiden bom pager di Lebanon menunjukkan bahwa perang di Timur Tengah akan meningkat dengan saling serang. Mungkinkah hal ini memicu Perang Dunia III? Tentu saja, konflik apa pun yang muncul di kawasan ini dapat berujung pada perang skala penuh.

Pada tanggal 7 Oktober 2023, hampir setahun setelah serangan Hamas di wilayah selatan Israel, Timur Tengah masih berada dalam keadaan yang sangat tidak stabil. Konflik di Gaza terus berlanjut tanpa penyelesaian, dan ancaman konflik yang lebih dahsyat antara Israel dan Hizbullah di Lebanon semakin meningkat.

Ada banyak peristiwa di Timur Tengah yang dapat memicu perang skala penuh, mulai dari pembunuhan pejabat senior Hamas Saleh al-Aroori di Beirut, peningkatan serangan Houthi terhadap kapal di Laut Merah, dan pengeboman ISIS di Iran oleh, pembunuhan pemimpin milisi dukungan Iran di Irak, pembunuhan pemimpin Hamas.

Menurut Institut Perdamaian Amerika Serikat, Timur Tengah sedang menghadapi krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Di seluruh kawasan, setidaknya ada empat poin penting yang dapat memicu konflik besar-besaran di Timur Tengah. Selain dinamika konflik antara Israel dan Lebanon, Laut Merah, Irak, dan Suriah semuanya menjadi medan pertempuran ekspansi dari Gaza.

Meningkatnya kekerasan dalam hal-hal tersebut dapat dengan cepat meningkat menjadi konflik yang lebih luas.

Jika pihak lain seperti PBB bungkam terhadap perang ini, bukan tidak mungkin perang besar akan kembali terjadi dalam waktu dekat.

Faktanya, dunia telah menyatakan keprihatinannya terhadap perang ini. Bahkan beberapa negara Uni Eropa seperti Spanyol, Irlandia, dan Norwegia kini berpihak pada Palestina dan menyerukan kemerdekaan negaranya agar konflik di Timur Tengah bisa segera berakhir.

Namun hal tersebut masih belum cukup meyakinkan PBB untuk memberikan kedaulatan kepada rakyat Palestina. Banyak prosedur yang membuat Palestina sulit memperoleh kemerdekaan dari Israel. Mungkin hal ini bermula dari keinginan sekutu negara Yahudi, seperti Amerika Serikat dan sebagian besar Uni Eropa, untuk tidak menginginkan kawasan tersebut merdeka.

Meski begitu, para pembuat kebijakan AS akan mencoba untuk mencapai keseimbangan antara tindakan cepat yang bertujuan mencegah serangan lebih lanjut dan upaya diplomatik untuk mencegah eskalasi konflik Gaza lebih lanjut.

Hal ini diperkuat dengan kedatangan pejabat Amerika ke zona perang. Sayangnya, hal ini belum terjadi. Namun saat ini Negeri Paman Sam sedang disibukkan dengan Partai Demokrat yang akan segera terwujud.

Sementara itu, negara-negara lain nampaknya acuh tak acuh terhadap apa yang terjadi di Timur Tengah. Mereka tidak menawarkan solusi atau bantuan.

Inilah gambaran konflik yang terjadi di Timur Tengah saat ini. Apabila kedepannya masih belum ada solusi atau intervensi dari pihak asing, maka bukan tidak mungkin perang dunia ketiga akan terjadi dan dimulai di kawasan Timur Tengah.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours