Badai rumah tangga tak terduga di “Ipar Adalah Maut”

Estimated read time 3 min read

Jakarta (ANTARA) – Sutradara kenamaan Hanung Bramantyo dan perusahaan produksi MD Pictures menghadirkan film terbarunya bertajuk “In-Law Is Death”, sebuah drama keluarga bernuansa religi yang menceritakan tentang hancurnya sebuah rumah akibat pengkhianatan.

Berdasarkan kisah nyata yang dibagikan akun TikTok @elizasifaa, film ini bercerita tentang pengalaman seorang istri yang mengetahui suaminya selingkuh dengan saudara kandungnya sendiri.

Film ini bercerita tentang Nisa (Michelle Ziudith) yang bertemu dengan suaminya Aris (Deva Mahendra) saat Nisa masih kuliah dan Aris masih menjadi profesor muda di kampusnya.

Setelah saling mengenal dengan baik, Aris memutuskan untuk mengajak Nisa menikah dengannya. Pernikahan mereka awalnya sangat bahagia dan harmonis.

Pemirsa tertarik pada keharmonisan rumah mereka dengan penggambaran Aris sebagai suami yang cerdas dan karismatik, serta Nisa sebagai istri yang penuh kasih.

Persidangan di rumah mereka bermula ketika ibu Nisa (Dewi Irawan) menitipkan adik Nisa, Rani (Davina Karamoy), untuk tinggal di rumah tersebut karena ia bersekolah di kota tempat mereka tinggal.

Awalnya semuanya biasa saja, rumah tangga Aris dan Nisa kompak dan bahagia, diiringi kehadiran putri semata wayang mereka yang bernama Raya (Alesha Fadhillah).

Tak disangka, Rani mulai memupuk benih cintanya pada Aris dan sebaliknya, Aris pun mulai tertarik dengan adik istrinya. Hingga mereka menjalin hubungan terlarang yang tidak diketahui Nisa.

Kebohongan yang ditutupi Aris dan Rani suatu saat akhirnya diungkap oleh Nisa. Kemitraan Aris langsung menghancurkan rumah lama Nisa.

Dari segi cerita, film “In-Law Is Death” memiliki pola cerita yang mirip dengan film lainnya yang berkisah tentang perselingkuhan dalam pernikahan. Yang sedikit berbeda di sini adalah karakter yang menganggap suami dari suami adalah adik dari istri.

Hanung Bramantyo berhasil mempermainkan emosi penonton lewat alur dan konflik film ini. Awalnya penonton dibuat tertarik dengan suasana nyaman di rumah Aris dan Nisa. Sehingga emosi penonton langsung ambruk setelah konflik muncul saat Aris menjalin hubungan dengan Rani.

Alur konflik pun terus berlanjut dari pertengahan hingga akhir film, yang sepertinya tak mampu menyelesaikan amarah yang dirasakan penonton pada hubungan Aris dan Rani.

Plotnya yang mengharukan juga didukung dengan akting yang baik dari para aktornya. Karakter dalam cerita ini sangat kuat dan aktor yang memerankannya sangat membangkitkan emosi penonton.

Adegan yang paling berkesan adalah saat Aris dan Nisa bertengkar hebat saat mengetahui hubungannya dengan Rani.

Dalam adegan tersebut, penampilan Michelle Ziudith dan Deva Mahendra sukses menyampaikan emosi kesedihan, kemarahan, dan kekecewaan yang ingin disampaikan oleh plot.

Melalui film “Mertua Adalah Kematian”, Hanung Bramantyo mencoba menyampaikan peringatan bahwa betapapun cerdiknya sebuah kebohongan ditutup-tutupi, suatu saat pasti akan terbongkar.

Pesan lain yang ingin disampaikan film ini adalah bahwa topan yang paling berbahaya adalah topan yang tidak disadari oleh masyarakat.

Bagaimana cara Aris menutupi hubungannya dengan Rani? Akankah Nisa bisa keluar dari masalah setelah rumahnya hancur? Temukan jawabannya untuk film “In-Law Is Death” yang tayang di bioskop Indonesia mulai 13 Juni 2024.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours