BCA terus kembangkan sistem keamanan siber secara berlapis

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (ANTARA) – PT Bank Central Asia Tbk atau BCA berkomitmen untuk secara rutin dan terus mengembangkan sistem keamanan siber lapis demi lapis untuk memastikan seluruh data nasabah tetap aman.

Hal ini disampaikan oleh Executive Vice President (EVP) Corporate Communications and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn menanggapi meningkatnya kekhawatiran peretasan siber belakangan ini.

“Kami memproses 150 juta transaksi setiap hari. “Pada saat yang sama, kami sedang mengembangkan sistem keamanan kami lapis demi lapis, dan kami punya waktu dan penyesuaian secara berkala,” kata Hera kepada media di Menara BCA, Jakarta, Senin.

Hera mengatakan, BCA juga telah melakukan beberapa ketentuan terkait keamanan siber. Ia mencatat, BCA memiliki empat data center yang digunakan untuk membackup seluruh data nasabahnya.

“Backup data itu sangat penting. Saat ini kami memiliki 3-4 data center di berbagai kota di Indonesia. Ini sangat penting. “Jadi kalau ada yang terjatuh atau cegukan, kita bisa menariknya,” ujarnya.

Hera juga menekankan bahwa BCA terus meningkatkan sistem keamanan siber dan mencari solusi terbaik untuk memprediksi gangguan yang tidak diinginkan. Dengan langkah-langkah yang tepat, transisi keamanan diharapkan akan lebih cepat sehingga nasabah dapat bertransaksi dengan lancar seperti sebelumnya.

Sebelumnya, dalam jumpa pers hasil Rapat Direksi (RDK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Senin (7/8), Dian Ediana Rae, Direktur Utama Pengawasan Bank OJK, mengatakan seiring meningkatnya peretasan siber, setiap bank Perkuat sistem keamanan siber Anda.

OJK telah menetapkan standar manajemen risiko penggunaan sistem teknologi informasi (TI) oleh perbankan melalui Peraturan OJK Nomor 29 Tahun 2022 tentang Ketahanan dan Keamanan Siber Bank Umum (POJK).

Dian mengatakan bank harus melakukan audit sistem secara berkala dan memastikan penggunaan sistem TI terkini dengan perlindungan maksimal.

Salah satu isu penting yang menjadi sorotan OJK adalah terkait waktu pemulihan jika terjadi serangan siber. Bank diharapkan menetapkan sasaran pemulihan singkat 1 hingga 2 jam untuk layanan dasar yang dibutuhkan nasabah.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours