Beijing khawatir kematian Ismail Haniyeh picu istabilitas Timur Tengah

Estimated read time 2 min read

Beijing (ANTARA) – Pemerintah China mengutuk pembunuhan kepala biro politik kelompok Hamas Palestina, Ismail Haniyeh, di Teheran dan menyatakan kekhawatirannya bahwa insiden tersebut dapat memicu ketidakstabilan lebih lanjut di kawasan Timur Tengah.

“Kami sangat prihatin atas kejadian ini dan sangat menentang serta mengutuk pembunuhan tersebut,” kata Lin Jian, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, pada konferensi pers di Beijing, Rabu.

Kelompok Hamas sebelumnya mengkonfirmasi bahwa Ismail Haniyeh tewas dalam serangan Israel di kediamannya di Teheran pada Rabu pagi.

Menurut Hamas, Haniyeh berada di ibu kota Iran untuk menghadiri pelantikan Masoud Pezeshkian sebagai presiden baru Iran pada Selasa (30 Juli).

“Tiongkok selalu mengusulkan untuk menyelesaikan perselisihan regional melalui negosiasi dan dialog, dan Gaza juga harus mencapai gencatan senjata yang menyeluruh dan permanen sesegera mungkin untuk menghindari eskalasi konflik dan konfrontasi lebih lanjut,” tambah Lin Jian.

Pembunuhan Haniyeh segera menuai kecaman luas dari dunia internasional. Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengutuk pembunuhan pemimpin Hamas, menyebut tindakan Israel pengecut dan berbahaya.

Sementara itu, menurut Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, pembunuhan terhadap Haniyeh merupakan tindakan kejam yang bertujuan melemahkan perjuangan rakyat Palestina dan perlawanan mulia mereka di Jalur Gaza.

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Bogdanov mengatakan insiden itu adalah pembunuhan politik yang tidak dapat diterima dan akan meningkatkan ketegangan lebih lanjut.

Kementerian Luar Negeri Qatar juga menyebut pembunuhan Haniyeh sebagai eskalasi berbahaya dan jelas merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional dan kemanusiaan yang melemahkan upaya perdamaian.

Namun pihak Israel, yang dituduh melakukan serangan yang menewaskan pemimpin tertinggi Hamas, belum memberikan pernyataan apa pun.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken juga mengatakan bahwa Washington tidak mengetahui tentang pembunuhan pemimpin Hamas dan tidak berpartisipasi di dalamnya.

Sementara itu, televisi pemerintah Iran, yang melaporkan kematian Haniya, mengatakan penyelidikan atas serangan tersebut sedang berlangsung. Hasil dan kesimpulan penyelidikan juga akan segera disampaikan ke publik.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours