Benarkah Dengar Konten ASMR Bikin Tidur Lebih Nyenyak?

Estimated read time 4 min read

dlbrw.com, JAKARTA — Tidur malam Anda cukup? Banyak orang mencari cara untuk meningkatkan kualitas tidur.

Di era digital, cara populer untuk meningkatkan kualitas tidur adalah Autonomous Sensory Meridian Response atau lebih dikenal dengan ASMR. ASMR adalah perasaan relaksasi yang menyenangkan yang disebabkan oleh suara atau benda yang menenangkan. Bisikan lembut, suara mengunyah makanan halus, atau suara nada sakit adalah beberapa contoh aktivitas khas ASMR. Perasaan ini biasanya bermula dari kepala dan menyebar ke seluruh tubuh, memberikan perasaan tenang dan hangat.

Dilansir laman Verywell Mind, ASMR sering dikaitkan dengan tidur, dan ada alasan yang bagus. Pasalnya, orang yang sensitif terhadap ASMR menganggap rangsangan tersebut sangat menenangkan dan dapat membantu tidur.

Ariel Landrum, seorang terapis pernikahan dan keluarga berlisensi dan ahli kiropraktik bersertifikat, mengatakan dia telah melihat semakin pentingnya Autonomous Sensory Meridian Response (ASMR) dalam membantu orang dengan masalah tidur. “ASMR, yang ditandai dengan sensasi gairah yang sering dirasakan di kepala, bisa menjadi alat yang ampuh untuk mendorong tidur dan meningkatkan kesejahteraan,” ujarnya.

Anda mungkin pernah melihat atau mendengar banyak video ASMR di YouTube atau rekaman otomatis yang bisa Anda temukan di berbagai program dan website. Mungkin Anda sudah mencobanya dan itu membuat Anda merasakan ASMR, atau Anda menyadari bahwa Anda mulai tertidur. Pertanyaannya adalah: bagaimana sebenarnya cara kerja ASMR? Apa ilmu di baliknya?

Pertama-tama, penting untuk dipahami bahwa tidak semua orang merespons rangsangan ASMR. Ketika peneliti mempelajari efek video ASMR pada manusia, misalnya, mereka menemukan bahwa beberapa orang yang mereka pelajari merespons rangsangan ASMR, sementara yang lain tidak. Namun, di antara mereka yang memberikan tanggapan, para peneliti mencatat bahwa tanggapan mereka konsisten dan dapat diandalkan.

Menurut spesialis dan peneliti tidur, Jade Wu, bagi orang yang mengalami ASMR, biasanya dialami sebagai rasa humor yang dikaitkan dengan perasaan tenang dan sejahtera. Para peneliti telah memastikan bahwa ini adalah respons fisiologis nyata dalam tubuh yang mencakup memperlambat detak jantung dan bahkan menghilangkan stres dan nyeri kronis untuk sementara, yang dapat membantu tidur.

“Studi terhadap aktivitas otak orang yang mengalami ASMR juga menunjukkan bahwa keadaan fokus (bukan gangguan atau hyperarousal), yang dapat membantu seseorang beralih dari hari yang sibuk ke tidur yang lebih nyenyak,” ujarnya.

Landrum mengatakan ASRM dapat merangsang berbagai bagian otak. “Prinsip neurologis, termasuk aktivasi area tertentu di otak dan pelepasan neurotransmiter seperti dopamin dan serotonin, adalah kunci untuk memahami bagaimana ASMR membantu tidur,” ujarnya.

Ketika para peneliti memeriksa otak orang-orang yang berpartisipasi dalam ASMR melalui magnetic resonance imaging (fMRI), mereka melihat bahwa area tertentu di otak tampaknya terstimulasi. Secara khusus, area otak yang terlibat dalam proses penghargaan, kecerdasan emosional, dan informasi mengenai perilaku sosial tampaknya lebih responsif terhadap rangsangan ASMR.

Setiap orang berbeda dalam cara kerja pemicu ASMR untuk mereka. “Menurut pengalaman saya, teknik ASMR untuk tidur yang paling efektif berbeda-beda pada setiap orang. Kuncinya adalah meneliti dan mencari tahu apa yang terbaik untuk orang tersebut,” ujarnya.

Kebanyakan pemicu ASMR bersifat pendengaran (auditory), namun bisa juga dilihat atau didengar (sentuhan). Ketika orang memberikan respons terhadap stimulus ini, mereka sering menggambarkannya sebagai kesemutan atau kehangatan. Respon ASMR biasanya dirasakan di bagian belakang leher atau kepala, namun bisa juga terjadi di berbagai bagian tubuh atau seluruh tubuh atau kulit, seperti suhu panas atau sensasi kesemutan.

Di antara pemicu ASMR yang paling populer adalah bisikan, gerakan tangan lembut, dan suara lembut seperti gemerisik kertas atau hujan. Hal lain yang mungkin memicu ASMR antara lain melihat seseorang merawat dirinya sendiri atau orang lain, termasuk menyisir rambut, melakukan gerakan tangan, atau gerakan lembut atau lambat lainnya,” kata Dr. Wu.

Berdasarkan pengalaman Dr Wu, insentif yang paling efektif adalah insentif yang memiliki unsur sosial. “Yang paling umum biasanya, tapi tidak selalu, ada kelompok sosial yang mensimulasikan kedekatan (misalnya mendengar seseorang berbisik atau melihat tangan didekatkan),” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours