China, India sebut stabilitas hubungan bilateral kepentingan bersama

Estimated read time 2 min read

Istanbul/New Delhi (ANTARA) – Menteri luar negeri China dan India pada Kamis mengatakan bahwa menstabilkan hubungan bilateral kedua negara adalah “kepentingan bersama”.

“Kami berharap kedua belah pihak akan bertemu di tengah jalan, secara aktif mencari jalan yang benar bagi kedua negara besar bertetangga untuk bisa akur, dan membimbing semua sektor untuk membangun pemahaman positif di antara mereka,” kata Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi. Menteri Luar Negeri India S. Jaishankar di Laos di sela-sela KTT Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).

Wang menekankan bahwa “kepentingan kedua belah pihak agar hubungan Tiongkok-India kembali ke jalur yang benar.”

Komunike pertemuan yang dikeluarkan oleh Beijing mengatakan Wang mengatakan kepada Jaishankar bahwa kedua negara berkembang harus “memperkuat dialog dan komunikasi, meningkatkan saling pengertian dan kepercayaan, mengelola kontradiksi dan perbedaan dengan baik, dan mengembangkan kerja sama yang saling menguntungkan.”

Wang mengatakan India dan Tiongkok harus secara rasional mengatasi kontradiksi, perbedaan dan gesekan untuk mendorong perbaikan dan pembangunan hubungan Tiongkok-India yang stabil dan berkelanjutan.

Mengingat bahwa hubungan India-Tiongkok memiliki implikasi di luar lingkup bilateral, Wang mengatakan tanggapan mereka terhadap tantangan global “harus mencerminkan persatuan dan kerja sama negara-negara Selatan.”

Meskipun Beijing mengatakan kedua belah pihak sepakat untuk “bekerja sama menjaga perdamaian dan ketenangan di wilayah perbatasan,” mereka menambahkan bahwa pihak Tiongkok dan India akan “mendesak kemajuan lebih lanjut dalam konsultasi mengenai masalah perbatasan.”

Jaishankar menyadari “perlunya memberikan panduan yang kuat untuk menyelesaikan proses pelepasan” di sepanjang Garis Kontrol Aktual (LAC), perbatasan de facto sepanjang 3.500 kilometer di Ladakh antara klaim India dan Tiongkok di wilayah tersebut.

Menteri Luar Negeri India menyerukan “penghormatan penuh terhadap LAC dan perjanjian sebelumnya” dan mengatakan: “Adalah kepentingan bersama kita untuk menstabilkan hubungan.”

Namun Jaishankar mengatakan, “keadaan perbatasan (LAC) akan tercermin dalam keadaan hubungan kita”.

Dua negara dengan populasi terpadat di dunia ini telah terlibat dalam konflik perbatasan di wilayah Jammu dan Kashmir yang disengketakan di Ladakh timur sejak Mei 2020.

Tahun ini, 24 tentara, termasuk 20 dari pihak India, tewas dalam pertempuran tangan kosong dalam pemberontakan tersebut.

Meski kedua belah pihak telah melakukan serangkaian perundingan, namun belum mencapai hasil konkrit.

Sumber: Anadolu

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours