Dari Kelas Literasi hingga Toleransi: Ekskasi Dorong Pendidikan Kontekstual di SDN Tajurhalang 05

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Eksplorasi Pendidikan (Ekskasi) merupakan pengabdian masyarakat terorganisir yang berfokus pada kegiatan pendidikan dasar informal. Tim melakukan intervensi pendidikan informal di SD Negeri Tajurhalang 05 dalam konteks pembelajaran kontekstual dengan menggunakan metode inkuiri dan pelaporan.

Program ini merupakan salah satu program Dana Hibah Peduli Masyarakat dibawah Direktorat Kemahasiswaan Universitas Indonesia dengan jumlah mahasiswa aktif sebanyak 13 orang dari berbagai 3 fakultas yang bekerjasama dengan dosen pembimbing.

Baca juga: Nama dan Asal Usul Sekolah Anggota Paskibraka, Bendera Merah Putih Pertama yang Dikibarkan IKN.

Tujuan dari program ini adalah untuk memberikan perspektif pendidikan baru dan meningkatkan minat belajar pada anak-anak SD Negeri Tajurhalang 05.

“Sangat penting memberikan intervensi pendidikan informal sejak dini, agar berdampak lebih luas, mulai dari menanamkan cita-cita, toleransi antar ras, hingga mencegah terjadinya bencana alam. Tentu saja ini merupakan langkah awal UI. siswa dapat berkontribusi dalam bidang pendidikan,” kata Sultan Zachri Dipo, kepala proyek Ekskasi.

Sekitar seminggu pada tanggal 10 hingga 17 Agustus 2024 Ekskasi mengadakan berbagai kelas informal seperti Kelas Kerajinan Mimpi untuk mengenalkan kegiatan mimpi yaitu pelatihan menjadi dokter, hakim, ahli forensik, jurnalis, ilmuwan dan arkeolog.

Baca juga: 75 Madrasah yang Saya Baca Sebagai Sampel PISA 2025

Sangat berkelas, saya tahu, saya siap! Menjadi mata kuliah pengantar pengurangan bencana alam seperti banjir dan tanah longsor dengan menanam tanaman ramping sebagai wujud komitmen terhadap perlindungan lingkungan.

Kelas literasi merupakan salah satu bentuk penekanan akan pentingnya literasi di masa depan, dimana kelas kecil fokus pada peningkatan dan penguatan kemampuan membaca, sedangkan kelas besar fokus pada pemahaman cara mengoperasikan komputer/laptop dan menggunakan web browser. proses pembelajaran. seperti KBBI online, Google Translate dan majalah Bobo.id.

Khusus Kelas 5, dikembangkan simulasi penilaian keterampilan minimum (AKM) untuk membiasakan siswa dalam pengoperasian laptop dan literasi digital. Kursus dilanjutkan dengan Love for the Whole Class, yaitu kursus informal yang mengajarkan toleransi, baik antar suku, budaya, maupun agama, serta memberikan materi sebelum dan sesudah perundungan.

Selanjutnya, mata pelajaran Mengenal Tubuh dirancang agar siswa SD Negeri Tajurhalang 05 sadar akan bagian tubuh dan kewenangannya, sehingga dapat menciptakan lingkungan sekolah yang aman dari kekerasan seksual.

Materi untuk kelas 1, 2, dan 3 terdiri dari pengenalan akan kewibawaan tubuh, melalui nyanyian dan tata krama hidup bersih, latihan menggosok gigi dan konsep hidup sehat. Materi kelas 4, 5, 6 sudah tidak ada lagi!

Melihat masalah pubertas.

Bertepatan dengan tanggal 17 Agustus, Ekskasi juga membangun upacara bendera peringatan HUT RI ke-79 dan beberapa perlombaan untuk memeriahkannya, seperti makan cepat, kandung kemih, dan memasukkan pensil ke dalam botol untuk anak-anak dan guru.

Tim Ekskasi berharap dengan kegiatan ini dapat menunjang semangat kerja anak-anak yang tentunya menjadi landasan dalam proses memahami mimpi. Saat ini, masih kurangnya ruang kelas yang memiliki dasar paling lengkap untuk mempertimbangkan lingkungan sosial secara keseluruhan, oleh karena itu kegiatan pembelajaran informal seperti ini menjadi sangat penting.

“Pendidikan yang layak merupakan hal yang mendasar, sehingga kegiatan penyelenggaraan Exkasi dapat memberikan warna baru khususnya bagi SDN Tajurhalang 05. Tentunya kami selalu mengucapkan terima kasih atas terselenggaranya program ini, semoga dapat membesarkan anak-anak kedepannya. ; Kata Diah. Direktur SDN Tajurhalang 05 .

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours