Dinilai unggul, OJK: Pangsa pasar perbankan syariah tumbuh 7,38 persen

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (ANTARA) – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan perbankan syariah Indonesia mulai unggul dengan pangsa pasar perbankan syariah meningkat menjadi 7,38 persen pada Maret 2024.

Peningkatan pangsa pasar ini mendorong pertumbuhan aset sebesar 9,71 persen atau sekitar Rp 900 triliun.

Pertumbuhan ini menunjukkan perbankan syariah mampu menghadapi krisis dan menjadi pilar penting sistem keuangan nasional, kata Dafri Andri, Komisioner Pengawasan Pemerintahan dan Syariah OJK, saat membuka Bulan Keuangan Syariah 2024 di Jakarta, Selasa. . .

Sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar kedua di dunia, Dafri menjelaskan Indonesia berkomitmen untuk menjadi pusat ekonomi syariah terbuka di dunia.

Komitmen tersebut tertuang dalam Master Plan Ekonomi Syariah Indonesia 2019-2024 yang bertujuan untuk menjadikan Indonesia negara yang merdeka, sejahtera, dan beradab.

OJK mendukung penuh pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. Sebagai bentuk komitmen, OJK menerbitkan peta jalan atau road map pengembangan dan penguatan Bank Syariah Indonesia 2023-2027.

“Soalnya bank syariah itu bagus untuk mensejahterakan masyarakat. Seperti kita ketahui kontribusi bank syariah terhadap perekonomian nasional, kita konsentrasi pada beberapa hal,” jelasnya.

Peta jalan tersebut menguraikan berbagai langkah strategis dari tingkat makro hingga mikro untuk meningkatkan kontribusi bank syariah terhadap perekonomian nasional, yang sebagian besar didukung oleh peran UMKM.

Lebih lanjut ia menjelaskan transformasi perbankan syariah memiliki dua dimensi utama yang menjadi perhatian, yaitu dimensi ketahanan dan daya saing, serta dimensi dampak sosial ekonomi.

Dari sisi ketahanan dan daya saing, perbaikan dapat dilakukan dengan memperkuat manajemen risiko dan tata kelola syariah, mengintegrasikan perbankan syariah dan memperkuat ketahanan. Selain itu, inovasi terus dilakukan untuk mengedepankan diferensiasi produk dan layanan sesuai prinsip syariah.

“Pada dimensi ketahanan dan daya saing, perbaikan dapat dilakukan melalui penguatan manajemen risiko dan tata kelola syariah, integrasi perbankan syariah, penguatan ketahanan dan inovasi terus-menerus untuk menekankan diferensiasi produk dan layanan,” kata Defry.

Kemudian berdasarkan dimensi dampak sosial ekonomi, OJK menyimpulkan bahwa perbankan syariah tidak hanya berkontribusi terhadap stabilitas perekonomian, namun juga memberikan dampak positif bagi masyarakat luas, khususnya dalam hal inklusi keuangan dan pemberdayaan sosial ekonomi.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Bank Indonesia (BI) Juda Agung mengatakan perbankan syariah di Indonesia mengalami pertumbuhan year-on-year sebesar 14,07% pada Mei 2024.

Perkembangan ini mencerminkan besarnya potensi sektor perbankan syariah di Indonesia yang semakin mendapat perhatian baik lokal maupun internasional.

“Pembiayaan daerah melalui perbankan syariah juga tumbuh dengan baik. Pada bulan Mei, pertumbuhannya mencapai 14,07% year-on-year, lebih tinggi dibandingkan pembiayaan normal yang tumbuh 12,15% year-on-year,” kata Yehuda.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours