DKI tak bisa intervensi harga sampah daur ulang

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (ANTARA) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tidak bisa melakukan intervensi terhadap harga sampah daur ulang karena semuanya bergantung pada permintaan pasar.

Tentu saja kami tidak hanya fokus pada bank sampah untuk menjual sampah daur ulang, kata Asep Kuswanto, Direktur Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta di Jakarta, Kamis.

Dia mengatakan, biaya daur ulang sampah tidak bisa ditetapkan oleh pemerintah karena bergantung sepenuhnya pada kondisi pasar.

Diakuinya, harga sampah daur ulang saat ini kurang menarik sehingga masyarakat atau masyarakat harus bijak untuk tidak sembarangan menjual sampah.

Asep menjelaskan, sampah yang diubah menjadi karya seni atau produk lainnya juga memiliki nilai tambah sehingga menghasilkan nilai yang lebih baik.

“Harganya tidak menarik karena kita tidak bisa menekan biaya sampah. Makanya, harga banyak berfluktuasi tergantung kondisi pasar. Tapi cara pengolahan sampah membuat harganya naik,” ujarnya.

Untuk itu, lanjut Asep, DLH DKI berupaya mengedukasi masyarakat dengan memeriahkan Festival Ekonomi Sirkular (FES) 2024, karena pada acara tersebut banyak pengusaha kecil dan menengah yang berhasil mengolah sampah sehingga meningkatkan keuntungannya.

Misalnya, informasi yang dihimpun ANTARA, beberapa bank sampah di Jakarta saat ini menjual sampah karton dengan harga Rp 1.000 atau kurang per kilogram, dibandingkan harga sebelumnya Rp 1.500-2.000.

Harga besi tua sekitar Rp4.000 per kilogram, atau lebih rendah dibandingkan sebelumnya Rp4.500 hingga Rp5.000.

Sementara itu, Anggota DPRD DKI Dedi Supriadi menilai, minat terhadap pengelolaan sampah masih sedikit karena sampah organik, sampah anorganik, dan sampah daur ulang dibeli dengan harga murah atau murah.

“Harga sampah daur ulang sedang turun dan Pemprov DKI tidak melakukan intervensi dalam penetapan harga, sehingga minat masyarakat atau pengelola lambat laun akan berkurang,” kata Dedi.

Padahal, menurutnya, daur ulang sampah alam bisa membawa banyak manfaat bagi lingkungan. Salah satunya adalah pembuatan kompos dan pembiakan cacing.

Oleh karena itu, ia meminta Pemprov DKI mendukung masyarakat dalam menjalankan proyek bank sampah.

Ia berharap program ini terus memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar dan mengurangi jumlah sampah yang diangkut ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantag Bang.

“Ini harus dikelola dengan baik, seperti membeli bibit dan beternak larva. Tidak memerlukan biaya banyak,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours