JAKARTA – Ekosistem perbankan terbuka memberikan banyak peluang bagi lembaga keuangan untuk meningkatkan pengalaman nasabah, mendorong inklusi keuangan, dan mendorong inovasi. Mengadopsi perbankan terbuka akan menciptakan lanskap keuangan yang lebih transparan dan efisien.
CEO AFTECH Aries Setiyadi mengatakan saat ini terdapat lebih dari 25 model bisnis fintech di Indonesia. Fintech mendukung layanan perbankan dengan meningkatkan inklusi keuangan, memberikan pendidikan konsumen dan mempromosikan kesejahteraan finansial melalui layanan seperti asuransi dan investasi.
“Salah satu tujuan fintech adalah menghubungkan layanan perbankan dengan solusi teknologi untuk berbagai industri,” ujarnya dalam diskusi panel bertajuk Open Banking Ecosystem: The Future of Financial Innovation, di Jakarta, dikutip Sabtu (03/08/2024). . ).
Sementara itu, Direktur Bisnis Aspire Indonesia Ferdi Nandes menegaskan banyak kesalahpahaman yang menyebut perusahaan fintech sebagai pesaing layanan perbankan. Faktanya, perusahaan fintech hadir sebagai perpanjangan tangan layanan perbankan bagi dunia usaha, UMKM, dan masyarakat luas.
Sistem perbankan terbuka memungkinkan pengembang pihak ketiga untuk meningkatkan pengalaman pelanggan melalui produk keuangan yang dioptimalkan untuk kebutuhan industri.
Beliau juga menjelaskan bagaimana open banking melalui produk B2B Aspire dapat menyederhanakan proses pengelolaan keuangan dan meningkatkan pengendalian keuangan bisnis. “Misi kami adalah memberikan solusi end-to-end untuk klien B2B,” jelas Nandes.
Ia menyebutkan tiga kunci yang harus diperhatikan agar tetap relevan, yaitu produk, manusia, dan proses. Kadin sebagai perwakilan pengusaha yang aktif menjalankan usaha mempunyai peran penting sebagai jembatan komunikasi antara pembuat kebijakan dan kebutuhan dunia usaha untuk terus berkembang.
AFTECH sebagai asosiasi fintech membantu anggotanya menerapkan kode etik bisnis untuk terus menjaga kepercayaan pelanggan demi perkembangan industri fintech yang berkelanjutan.
+ There are no comments
Add yours