Erick Thohir: Merger BUMN Karya tidak akan rampung dalam waktu dekat

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan penggabungan BUMN Karya kemungkinan besar tidak akan selesai pada periode pemerintahan saat ini sehingga akan terus berlanjut pada masa pemerintahan Prabowo-Gibran.

Dia menjelaskan, proses penyelesaian penyambungan tersebut sudah pada tahap Kementerian Konstruksi dan Perumahan Rakyat (PUPR). Namun kemungkinan besar tidak akan selesai dalam waktu dekat mengingat masa transisi pemerintahan Prabowo-Gibran sudah dekat, atau tepatnya pada 20 Oktober 2024.

Penggabungan BUMN Karya merupakan satu dari empat Proyek Strategis Nasional (PSN) yang kemungkinan besar tidak akan selesai pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Dari 88 (PSN) harusnya 84 (PSN) selesai, yang belum selesai itu BSI, kita cari mitra strategis (investor), hanya BSI. BSI sudah sangat besar. Jadi mungkin tidak mudah. ​​​​Yang lainnya adalah masih diupayakan Perbaikan (BUMN) Karya Kerjasama dengan (BUMN) Farmasi,” kata Erick pada konferensi pers peluncuran Mandiri Digital Tower di Jakarta, Rabu.

Erick Thohir diketahui akan menggabungkan tujuh BUMN Karya atau yang bergerak di bidang infrastruktur menjadi tiga perusahaan.

Ketujuh perusahaan yang bekerja adalah PT Hutama Karya (Persero), PT Waskita Karya (Persero), PT PP (Persero), PT Wijaya Karya (Persero), PT Brantas Abipraya (Persero), PT Adhi Karya (Persero) dan PT Nindya Karya ( persero). Perseus).

Selain merger BUMN Karya, Erick Thohir mengatakan restrukturisasi BUMN Obat dan pencarian investor PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) juga menjadi tugas yang harus diselesaikan pemerintahan Prabowo-Gibran ke depan.

Yang belum selesai itu BSI, merger (BUMN) Karya, (restrukturisasi BUMN) Farmasi, satu lagi saya lupa, sudah banyak 88 yang selesai, alhamdulillah,” ujarnya.

Sementara itu, dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (19/3), Erick berharap jumlah BUMN dikurangi menjadi hanya 30 perusahaan agar fokus pada tugasnya masing-masing.

“Kita masih punya harapan, kita hanya punya 30 perusahaan pemerintah. Kita kurangi lagi agar bisa fokus pada jenis-jenis yang harus kita hadirkan sebagai negara, tidak perlu semuanya,” ujarnya.

Erick mengatakan saat ini Kementerian BUMN terus mendorong penguatan untuk meningkatkan tata kelola organisasi yang baik. Ia mengatakan, beberapa faktor yang menjadi pertimbangan adalah industri perhotelan dan penyedia layanan navigasi udara seperti AirNav.

“Kemarin misalnya BUMN harus hadir di bisnis perhotelan, ini masih kuat. Kita perkuat secara bertahap seperti AirNav, entah harus bersama kita atau mungkin dengan Kementerian Perhubungan,” kata Erick. . .

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours