Hamas sebut tetap berpegang pada usulan gencatan senjata Biden dan PBB

Estimated read time 2 min read

Gaza (ANTARA) – Gerakan perlawanan Palestina Hamas menyatakan menghormati resolusi Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Dewan Keamanan PBB mengenai gencatan senjata di Gaza.

“Kami menegaskan kembali komitmen kami terhadap proposal yang diterima Presiden Biden pada akhir Mei dan kesepakatan yang dicapai setelah resolusi Dewan Keamanan PBB 2735 yang diadopsi gerakan tersebut pada 2 Juli,” Khalil al-Hayya, anggota Biro Politik Hamas, kata di Telegram. video, Kamis (9/5).

Al-Hayya mengatakan perjanjian apa pun akan mencakup penghentian total agresi terhadap rakyat Palestina, penarikan total pasukan Israel dari Jalur Gaza, termasuk Koridor Philadelphia, hak kembalinya pengungsi dan dukungan bagi rakyat Palestina.

Hal ini mencakup membangun kembali apa yang dihancurkan oleh pasukan pendudukan, mencapai kesepakatan yang serius dan tulus untuk pertukaran sandera.

“Kami tidak memerlukan proposal baru, dan proposal dari kedua belah pihak harus fokus pada melakukan apa yang sebelumnya telah disetujui oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dan pemerintahan fasisnya,” katanya.

Dia menegaskan, usulan tersebut tidak bisa berjalan bolak-balik dalam lingkaran tertutup seperti yang diinginkan Netanyahu.

“Jika pemerintah AS dan Presiden Biden benar-benar ingin mencapai gencatan senjata dan kesepakatan dengan imbalan sandera, mereka harus menghentikan prasangka buta mereka terhadap pendudukan Israel, memberikan tekanan nyata pada Netanyahu dan pemerintahannya, serta menegakkan apa yang telah disepakati sebelumnya. , “katanya.

Al-Hayya juga mengatakan timnya sudah mulai berbicara dengan mediator dan berbagai negara regional dan internasional untuk menjelaskan posisinya dan status pembicaraan tersebut.

Pada bulan Mei, Biden mengatakan Israel mengusulkan kesepakatan tiga fase untuk mengakhiri permusuhan di Gaza dan menjamin pembebasan sandera di wilayah pesisir tersebut. Rencana tersebut menyerukan gencatan senjata, pertukaran sandera dan tahanan, dan merebut kembali Gaza.

Netanyahu bersikeras mempertahankan kehadiran militer di sepanjang Koridor Philadelphia, dengan alasan bahwa koridor tersebut adalah “jalur penyelamat” untuk memulihkan senjata Hamas.

Koridor tersebut, yang merupakan zona demiliterisasi di sepanjang perbatasan Mesir dengan Gaza, telah menjadi batu sandungan dalam gencatan senjata dan perundingan pertukaran tahanan antara Israel dan Hamas.

Mesir menolak kehadiran militer Israel di koridor tersebut dan Netanyahu menolak klaim bahwa senjata diselundupkan ke Gaza dari wilayahnya.

Pekan lalu, Kepala Kementerian Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan penarikan pasukan Israel dari koridor Philadelphia tidak menimbulkan masalah keamanan bagi Israel.

Sumber: Anadolu

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours