IDAI soroti pemerataan pelayanan kesehatan anak di Indonesia

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menegaskan, pemerataan layanan kesehatan anak dinilai belum tercapai di Indonesia sehingga memerlukan kerja sama yang lebih lintas sektoral.

“Pemerintah bersama IDAI dan banyak lembaga telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan anak di Indonesia. Ketua Pengurus Pusat IDAI Dr. Namun demikian, masih terdapat berbagai permasalahan untuk menjamin pemerataan layanan kesehatan anak di Indonesia, kata Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K), dalam pidato daring pada HUT ke-70 IDAI di Jakarta, Sabtu.

Piprim mengatakan kesehatan anak merupakan investasi penting bagi masa depan negara. Sayangnya, akses terhadap layanan kesehatan anak yang berkualitas masih belum merata di Indonesia.

Berbagai permasalahan seperti terbatasnya infrastruktur kesehatan di daerah terpencil, rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan anak, dan akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas masih terus terjadi di daerah terpencil.

Ia menyayangkan banyak tantangan yang tidak ditangani dengan baik dan dikhawatirkan akan berdampak pada tumbuh kembang anak sehingga menjadi lebih sehat dan tangguh.

Oleh karena itu, ia mengajak seluruh rekan-rekannya untuk bekerja lebih keras dalam mengedukasi seluruh lapisan masyarakat, termasuk para mitra, agar lebih memperhatikan kesehatan anak bangsa di HUT IDAI ke-70.

Meski masih ada tantangan, namun potensi pemerataan layanan kesehatan anak di Indonesia masih besar. Dengan tekad dan kerja sama semua pihak, kami berharap setiap anak di Indonesia dapat memperoleh layanan kesehatan yang berkualitas, ujarnya. .

Menanggapi hal tersebut, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) DR. Dr. Tn. Adib Khumaidi dari SpOT mengatakan IDAI dan dokter anak berperan penting dalam mendukung layanan kesehatan anak di Indonesia.

Keterampilan dan pengalaman mereka dalam menangani berbagai penyakit dan gangguan kesehatan anak sangat dibutuhkan, terutama di daerah terpencil yang kekurangan tenaga medis.

“PB IDI berharap pemerintah memberikan banyak beasiswa dan insentif pendidikan kedokteran anak kepada dokter yang bersedia bekerja di daerah terpencil untuk mengatasi masalah kesenjangan kesehatan ini,” kata Adib. dikatakan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours