Indonesia perkuat komunikasi kebencanaan lewat DPIS dan EWS TV Digital

Estimated read time 3 min read

Badung (ANTARA) – Indonesia memperkuat sistem komunikasi tanggap bencana nasional dengan resmi meluncurkan Sistem Informasi Pencegahan Bencana (DPIS) dan Sistem Peringatan Dini (EWS).

Menteri Informasi dan Komunikasi (Menkominfo) Budi Arie Setiadi secara isyarat meluncurkan kedua sistem ini sebagai integrasi sistem komunikasi awal bencana pada sistem EWS melalui jaringan komunikasi telepon seluler SMS Blast yang sebelumnya dirilis pada tahun 2016.

Budi di Kabupaten Badung, Bali, Senin mengatakan: “Sistem DSPS, EWS TV Digital dan SMS Blast diharapkan mampu memberikan manfaat yang besar dalam upaya penyebaran informasi kebencanaan dan berbagai kekuatan tanggap bencana alam”.

Dalam peluncuran tersebut, Kementerian Komunikasi dan Informatika melakukan simulasi berbagai sinyal dan cara kerja Televisi Digital EWS, serta menjajaki sistem DIPS untuk relawan dan pekerja bencana.

Terkait dengan Departemen Perencanaan dan Investasi, Departemen Umum Publikasi dan Informasi (Ditjen PPI) di bawah Kementerian Informasi dan Komunikasi telah mengubahnya menjadi aplikasi web atau aplikasi web untuk digunakan di masa mendatang oleh pekerja darurat dan karpet atau sukarelawan pemerintah. daerah dapat menggunakannya. , serta tingkat kabupaten dan kota untuk mendistribusikan informasi mengenai bencana alam agar dapat diprediksi dan ditangani dengan tepat.

Sistem ini dikembangkan Kementerian Informasi dan Komunikasi bekerja sama dengan kementerian dan lembaga terkait seperti KLHK, BNPB, BMKG, PVMBG dan perangkat daerah seperti BPBD.

Hal ini dimungkinkan karena adanya dukungan Pemerintah Jepang kepada Pemerintah Indonesia dengan nilai dukungan sebesar 1,49 juta Yen Jepang atau setara Rp 1,57 miliar.

Kepala Perwakilan JICA Indonesia Takeda Sachiko selaku perwakilan Pemerintah Jepang mengatakan, negaranya berharap sistem yang diberikan dapat membantu Indonesia untuk memiliki sistem yang baik dalam menghadapi bencana.

Pasalnya, kedua negara memiliki kesamaan asal geografis dan merupakan bagian dari Cincin Api Pasifik yang rawan bencana seperti gempa bumi dan tsunami.

“DPIS diharapkan mampu mengintegrasikan penyediaan informasi bencana alam, memantapkan komunikasi, dan meningkatkan kecepatan penyampaian informasi akurat mengenai bencana gempa bumi dan tsunami kepada masyarakat. Dengan demikian, CPIS berkontribusi dalam mengurangi dampak dan kerugian yang ditimbulkan dan sering terjadi bencana.” itu terjadi di Indonesia,” kata Sachiko.

Selain itu, dengan sistem TV digital EWS, Budi mengatakan Kementerian Komunikasi dan Informatika menggunakan siaran TV digital yang saat ini mendominasi penyiaran di Indonesia dan nantinya akan bekerja berdasarkan kode pos di wilayah terdampak.

Seluruh penyelenggara multipleks, baik lembaga penyiaran publik maupun lembaga penyiaran swasta, ikut serta dalam kehadiran digital EWS TV untuk memberikan informasi bencana karpet di wilayah terdampak.

Masyarakat yang terkena dampak akan dapat menonton siaran saat mereka mencapai saluran TV digital sehingga mereka nantinya dapat mengungsi atau menyelamatkan diri sebelum bencana menyebabkan kerusakan yang lebih besar.

“Dengan menggunakan siaran televisi digital yang menjangkau sekitar 76% masyarakat Indonesia, sistem akan memberikan informasi langsung dari lembaga deteksi bencana dan menampilkannya di layar televisi digital dengan menginterupsi siaran yang sedang ditonton.”

Peluncuran dua sistem baru, DSPS dan EWS TV Digital, untuk memperkuat sistem komunikasi bencana juga dinilai tepat karena sesuai dengan prediksi kemungkinan terjadinya gempa bumi sangat kuat di Indonesia yang baru-baru ini diliput oleh BMKG. Memperkuat kerja untuk menangani bencana alam.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours