Indonesia serukan solusi kolaboratif untuk atasi tantangan pembangunan

Estimated read time 3 min read

Jakarta (ANTARA) – Wakil Menteri Luar Negeri RI Pahala Nugraha Mansury mengatakan dunia membutuhkan solusi kolaboratif dan inovatif untuk mengatasi berbagai tantangan pembangunan dan mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

Hal tersebut disampaikan Wakil Menteri Luar Negeri Pahala pada pembukaan Development Leaders’ Conference (DLC) di Bali, Rabu, dengan mengusung tema “Menuju Kemakmuran Bersama: Solusi Kolaboratif untuk Pembangunan Global”.

“Saat ini kita menghadapi sejumlah tantangan yang mempengaruhi pembangunan global. Situasi ini memaksa kita untuk mencari solusi kolaboratif dan inovatif agar semua negara dapat mencapai kesejahteraan dan pembangunan berkelanjutan,” kata Pahala dalam keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri RI.

Wamenlu mencontohkan beberapa tantangan yang mempengaruhi pembangunan global, seperti pemulihan dari pandemi COVID-19, gangguan rantai pasokan dan inflasi akibat konflik, bencana alam akibat perubahan iklim, perubahan demografi di negara-negara berkembang. .

Berbagai tantangan tersebut membuat pencapaian SDGs menjadi sulit, terutama bagi negara-negara berkembang.

Selain itu, ia juga menyoroti kesenjangan pencapaian SDGs antara negara berpendapatan tinggi dan negara berpendapatan rendah, yang salah satunya disebabkan oleh menurunnya pendanaan SDG dari negara berkembang.

Untuk menutup kesenjangan tersebut, Wakil Menteri Luar Negeri Pahala menekankan perlunya dukungan terhadap kelompok paling rentan.

Pahala mengatakan, perhatian khusus harus diberikan kepada kelompok termiskin dan paling rentan dalam kerja sama pembangunan.

Lanjutnya, dalam hal ini bantuan berupa subsidi sangat penting. Meskipun demikian, aliran bantuan pembangunan resmi (ODA) ke negara-negara berkembang terus menurun.

Selain itu, ODA juga lebih sering diberikan dalam bentuk pinjaman lunak dibandingkan hibah, sehingga meningkatkan utang negara-negara berkembang.

“Kita harus mampu membalikkan tren ini jika kita ingin mendukung negara-negara miskin dalam mencapai SDGs. Kerja sama pembangunan juga harus memenuhi kebutuhan khusus untuk mengatasi kerentanan, termasuk memprioritaskan ketahanan iklim dan meningkatkan perlindungan sosial,” kata Pahala.

Menurutnya, kerja sama pembangunan juga harus mendorong transformasi ekonomi.

Dalam kaitan ini, Pahala menekankan pentingnya pengembangan industri hilir dan kapasitas manufaktur yang memungkinkan negara berkembang meningkatkan rantai pasok bernilai tambah, memproduksi barang bernilai tinggi, dan melakukan lompatan ekonomi.

Wamenlu RI juga menekankan pentingnya mendukung negara-negara berkembang untuk mengekang berbagai kebijakan yang membatasi akses pasar, serta mendukung transisi energi yang berkeadilan tanpa menimbulkan hambatan bagi pembangunan.

Ia juga menekankan bahwa kerja sama pembangunan harus fokus pada kelompok miskin dan masyarakat yang kesulitan mengakses modal, seperti petani kecil dan UKM.

Selain itu, Pahala mengatakan kerja sama pembangunan harus menjadi katalisator kerja sama yang lebih luas.

Menurutnya, kerja sama pembangunan sangat penting untuk memobilisasi berbagai sumber daya dari berbagai pemangku kepentingan termasuk pihak swasta, filantropi dan pemangku kepentingan lainnya.

Oleh karena itu, penting untuk mencari cara pendanaan SDGs yang memungkinkan peran swasta lebih banyak, dengan menggunakan pendekatan berorientasi SDG dibandingkan pendekatan komersial.

Selain itu, Wamenlu Pahala menekankan pentingnya peran negara berkembang, sehingga saat ini banyak negara berkembang yang menjadi negara donor dan memberikan berbagai bantuan, misalnya melalui kerja sama Selatan-Selatan.

Padahal, peran negara berkembang ke depan akan semakin besar seiring dengan pertumbuhan ekonomi.

Untuk memperkuat peran negara berkembang, Pahala mengatakan perlu adanya perubahan pola pikir bahwa negara berkembang tidak hanya sebagai penerima bantuan tetapi juga pemberi bantuan.

Dukungan negara-negara maju juga penting untuk menjamin kerja sama pembangunan yang berkelanjutan dan terukur.

Indonesia sendiri telah berperan aktif dalam bantuan dan kerja sama pembangunan melalui AID Indonesia.

“Indonesia sedang memulai peta jalan kerja sama pembangunan Afrika dan Pasifik. Kami berharap kerja sama Selatan-Selatan dapat ditingkatkan dan didukung melalui kerja sama trilateral,” kata Pahala.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours