Industri kulit Garut diminta diimbangi baiknya pengolahan limbah

Estimated read time 2 min read

Bandung (ANTARA) – Wakil Ketua Komisi II DPRD Jawa Barat Lina Ruslinawati mengapresiasi perkembangan positif industri kulit Garut, namun ia mengingatkan hal itu harus diimbangi dengan pengelolaan limbah yang baik.

Lina mengatakan, bau limbah kulit mengganggu kawasan sekitar penyamakan kulit sehingga perlu dikelola dengan baik.

“Pengolahan sampah tidak boleh dianggap sepele, kita harus serius menyikapinya,” kata Lina dalam keterangannya di Bandung, Minggu.

Terkait pengolahan sampah, lebih lanjut Leena mengatakan, pemerintah daerah juga harus berperan dalam mencari solusi agar dapat segera dilakukan dengan langkah-langkah konkrit.

Sebab, kata dia, hal itu tidak bisa dilakukan oleh dunia usaha dan pemerintah daerah saja, dan diperlukan dana besar untuk mengolah limbah B3.

Ia mengatakan, diperlukan intervensi pemerintah pusat dalam menangani pengelolaan sampah.

Selain itu, Lina mengapresiasi peran pemerintah daerah dalam memperkenalkan industri kulit serta upayanya melakukan inovasi dan peningkatan kualitas, membuat produk Garut ini semakin terkenal di dunia internasional.

“Pujian setinggi-tingginya diberikan kepada industri kulit Garut yang terus melakukan inovasi dan upaya menjaga warisan budaya sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat,” kata Lina.

Dengan dukungan masyarakat, kata Lena, kami berharap produk-produk reguler Garut semakin populer dan diminati baik di dalam maupun luar negeri.

Sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar, oleh karena itu industri kulit Garut menonjol sebagai pusat pengrajin kulit khususnya di Jawa Barat.

“Garut tidak hanya menjadi ikon kulit saja, namun juga menjadi ikon Jawa Barat sebagai salah satu provinsi yang memiliki sentra kerajinan unik di setiap perkotaannya,” kata Lina.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours