Ini Hal yang tak Boleh Dilakukan Orang Tua Saat Beri Makan Anak

Estimated read time 2 min read

REPUBLIKA.CO.ID, Jakarta — Banyak kebiasaan yang sebaiknya tidak dilakukan orang tua saat memberi makan anaknya. Salah satunya, para orang tua diimbau untuk tidak memaparkan anak pada perangkat elektronik yang mengganggu saat memberinya makan. 

Dokter Spesialis Anak Winara Pratita, subspesialis gizi dan penyakit metabolisme pada anak Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), mengatakan lingkungan dan proses merupakan aturan makan yang harus dipatuhi.

Dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (4/6), Winra mengatakan: “Lingkungan makan harus menyenangkan, tidak boleh ada barang-barang yang berisik dan mengganggu seperti mainan, TV, perangkat elektronik saat makan dan sebagai hadiah. “. jangan memberi makanan.” /2024).

Hal itu diungkapkan Winra saat mengikuti Kelas Orang Tua Hebat (Kerabat) seri kelima yang diselenggarakan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Selain itu, ia menyampaikan pentingnya menentukan jadwal makan dan mengatakan waktu makan anak tidak boleh lebih dari 30 menit.

“Ada jadwal makan utama dan snack yang teratur. Anak di atas satu tahun boleh diberi susu dua sampai tiga kali sehari, maksimal 600 ml per hari. minum air putih saja di sela-sela waktu makan,” ujarnya.

Ia juga menekankan, jika anak sudah berhenti makan lebih dari 10-15 menit, orang tua atau wali tidak boleh memaksa atau memaksanya untuk makan lagi. Beliau bersabda: “Anjurkan anak untuk makan. Jika anak tidak mau, kembalikan makanan tersebut secara netral tanpa paksaan atau tekanan apapun dan jika setelah 10-15 menit anak masih tidak mau makan, maka usahakan untuk memaksanya makan. ” Selesaikan prosesnya.” Kata.

Winra juga mengingatkan, 80 persen perkembangan otak anak terjadi pada dua tahun pertama kehidupannya. “Gizi pada 1.000 hari pertama kehidupan sangat penting dalam perkembangan otak anak, baik kemampuan kognitif, motorik, dan sosial emosional pada masa kanak-kanak dan selanjutnya pada masa remaja,” ujarnya.

Ia juga mengemukakan bahwa kekurangan nutrisi dapat berdampak jangka panjang pada kehidupan anak-anak saat dewasa. “Defisiensi nutrisi pada masa kanak-kanak dikaitkan dengan gangguan kognitif dan perilaku pada masa kanak-kanak dan remaja serta memengaruhi produktivitas di masa dewasa, termasuk masa sekolah yang lebih pendek dan pendapatan yang lebih rendah,” kata mereka.

Winra juga mengatakan penting untuk mengonsumsi protein hewani setiap hari atau sesering mungkin untuk mencegah stunting pada anak. Berdasarkan penelitian, konsumsi protein hewani salah satunya ikan memiliki hasil lebih tinggi dibandingkan anak yang tidak makan ikan. Ikan tenggiri misalnya, tidak harus ikan yang mahal, ujarnya. Dikatakan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours