Kemenhub dan lintas sektor meningkatkan angkutan wisata berkeselamatan

Estimated read time 3 min read

JAKARTA (ANTARA) – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berkolaborasi lintas sektor untuk menciptakan sinergi guna meningkatkan keselamatan transportasi pariwisata, khususnya pada libur Idul Adha 2024.

“Keselamatan transportasi menjadi tanggung jawab semua pihak dan sangat ideal dalam penyelenggaraan transportasi,” kata Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Amiruloh di Jakarta, Jumat.

Dalam rangka meningkatkan kerja sama seluruh pemangku kepentingan dalam penyelenggaraan transportasi wisata guna menjamin keselamatan dan keamanan, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan menyelenggarakan focus group (FGD) dengan topik “Transportasi wisata yang aman” di salah satu wilayah Jakarta. . Hotel.

“Melalui lima pilar Rencana Induk Keselamatan Jalan Nasional (RUNK LLAJ), pemerintah berkomitmen melakukan upaya terkoordinasi dan kolaboratif untuk menciptakan keselamatan,” kata Amiruloh dalam keterangannya.

Menurut dia, berdasarkan data Korps Lalu Lintas Polri, angka kecelakaan setiap tahunnya terus meningkat. Diperkirakan akan terjadi 137.000 kecelakaan pada tahun 2022, dan terjadi peningkatan sebesar 152.000 kecelakaan pada tahun 2023 yang sebagian besar melibatkan laki-laki sehingga menimbulkan efek domino yang dapat meningkatkan angka kemiskinan.

“Antara tahun 2021 hingga 2024, terjadi 11 kecelakaan bus yang menyebabkan lebih dari 5 orang meninggal dunia. Jadi itu pasti mengkhawatirkan. Saya berharap kegiatan FGD ini dapat menjadi wadah untuk mencari langkah konkrit dan solusi bersama sehingga masyarakat memperoleh tingkat keamanan yang lebih baik,” tegasnya.

Ia menambahkan, seluruh pihak kini dapat ikut serta mengecek status setiap armada bus yang digunakan melalui aplikasi Mitra Darat atau versi website mitradarat.dephub.go.id dengan memasukkan nomor kendaraan.

Fadjar Hutomo, Tenaga Ahli Menteri Penanggulangan Krisis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, mengatakan pariwisata merupakan suatu ekosistem dimana tantangan sektor transportasi adalah menjamin keselamatan, keamanan, kenyamanan dan kesenangan.

Menurut dia, beberapa penyebab kecelakaan bus wisata adalah perizinan dan human error.

Oleh karena itu, kami juga menghimbau kepada seluruh instansi pariwisata dan masyarakat untuk tidak membuat rute yang terlalu ramai agar pengemudi juga bisa bersantai, kata Fajar.

Selain itu, ia juga mengarahkan seluruh tempat wisata menyiapkan tempat istirahat yang layak bagi para pengemudi.

Di tempat yang sama, Sekretaris Jenderal DPP Organda Ateng Ariono mengatakan permasalahan yang muncul dalam ekosistem pariwisata sangat beragam, antara lain pengguna jasa yang sensitif terhadap harga, pemantauan dan pengembangan atraksi wisata, serta dinamika dan perkembangan. . Penyedia jasa transportasi.

Terdapat juga permasalahan dalam hal pengawasan dan pembinaan penyedia jasa transportasi, serta kebijakan dari regulator itu sendiri, sehingga perlu disusun rencana bagi masing-masing pemangku kepentingan berdasarkan bidang tanggung jawabnya masing-masing negara agar dapat tercipta solusi yang konkrit. – katanya lagi.

Kepala Subdirektorat Standar Pencegahan dan Tindakan Keselamatan dan Keamanan Selatan Korlantas Polri Mohammad Tora mengatakan, penyebab kecelakaan terutama karena faktor manusia dan mekanik.

Tora menjelaskan, pada tahun 2023, berdasarkan data Korlantas Polri, sekitar 93.000 kecelakaan disebabkan oleh kelalaian pengemudi dan sekitar 32.000 kecelakaan disebabkan oleh buruknya kondisi mobil.

Menurut Torah, pelatihan dan penerbitan sertifikat kompetensi kepada pengemudi angkutan umum merupakan hal yang wajib bagi mereka dalam menjalankan pekerjaannya.

“Kalau soal transportasi, kami juga harus mematuhi peraturan yang ketat, terutama saat menguji jenis kendaraan. Kita harus mengacu pada standar internasional,” ujarnya.

Kegiatan yang dipimpin oleh Sekretaris Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek Dedi Kahyadi ini dihadiri 120 peserta, pemerhati transportasi Joko Setijovarno dan perwakilan Kementerian Perhubungan Jabodetabek.

Selain itu, perwakilan dari Dinas Pariwisata Jabodetabek, perwakilan dari Kanwil Kementerian Agama, pemangku kepentingan pariwisata dari Kabupaten Jabodetabek, Perusahaan Transportasi Indonesia, serta perwakilan dari dinas kerja Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours