Malaysia kutuk keras serangan kejam Israel ke sekolah di Gaza

Estimated read time 2 min read

Kuala Lumpur (ANTARA) – Malaysia mengutuk serangan tidak adil yang dilakukan pemerintah Israel terhadap sekolah al-Tabin di Kota Gaza pada Sabtu (8/10) yang menewaskan lebih dari 100 warga Palestina.

Di antara para korban adalah anak-anak sekolah, yang kehilangan nyawa karena kurangnya pasokan medis yang sangat dibutuhkan, menurut pernyataan yang dikeluarkan Kementerian Luar Negeri Malaysia (Wisma Putra) di Putrajaya pada hari Minggu. .

Penyerangan yang disengaja terhadap sekolah yang dijadikan tempat perlindungan oleh rakyat Palestina bukan hanya merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional, hukum internasional dan hak asasi manusia, namun juga merupakan kejahatan ilegal terhadap kemanusiaan.

Pemerintah Israel telah menegaskan bahwa mereka tidak berniat melakukan perdamaian.

Menurut Wisma Putra, akan sangat buruk bagi komunitas internasional jika mengabaikan pembunuhan brutal yang dilakukan Israel terhadap perempuan, anak-anak, dan orang tua yang tidak bersalah.

Oleh karena itu, dunia internasional tidak boleh menoleransi arogansi pemerintah Israel. Janji-janji yang dibuat pemerintah Israel untuk mengakhiri konflik secara permanen dalam perundingan damai tidak boleh dipercaya.

Malaysia terus menyerukan sahabat-sahabat pemerintah Israel untuk memaksa negara tersebut segera menghentikan pembunuhan brutal terhadap warga Palestina yang tidak bersalah, dan menghentikan semua dukungan terhadap negara Zionis.

Tindakan segera, mendesak dan tegas oleh Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) sangat diperlukan untuk mewujudkan gencatan senjata permanen, memastikan tidak ada gangguan bantuan kemanusiaan ke Palestina dan membawa pemerintah Zionis ke pengadilan atas kejahatan perangnya.

Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) harus bergabung dan bekerja sama dengan seluruh negara anggota PBB untuk menyerukan Israel agar mematuhi Resolusi DK PBB 2735 (2024) dan mematuhi Deklarasi Kemerdekaan Mahkamah Internasional pada 19 Juli 2024.

Wisma Putra menambahkan, sekaranglah saatnya bertindak.

Pernyataan tersebut menyebutkan bahwa Malaysia tetap teguh pada komitmennya terhadap keadilan dan keamanan, serta akan terus memperjuangkan hak-hak rakyat Palestina. D

Malaysia tidak akan tinggal diam sampai negara Palestina merdeka dan berdaulat terbentuk, dengan Baitulmaqdis Timur sebagai ibu kotanya, dan Palestina diakui sebagai negara penuh oleh PBB.

Laporan Anadolu menyebutkan, sebagian besar orang yang terluka dalam penyerangan sekolah di Kota Gaza, Israel pada Sabtu pagi mengalami luka serius, termasuk luka bakar di sekujur tubuh dan anggota badan. Fadel Naeem, direktur Rumah Sakit Baptis Gaza, mengatakan jumlah korban tewas diperkirakan akan meningkat, karena korban sakit parah di ruang operasi rumah sakit tersebut.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours