MTs Ma’arif Sidaraja masifkan TTD ke remaja putri untuk cegah anemia

Estimated read time 3 min read

Sumedang, Jawa Barat (ANTARAJ) – MTs Maarif Sidaraja, Sumedang, Jawa Barat, menambah pasokan tablet pengental darah (TTD) kepada remaja putri untuk mencegah anemia pada ibu hamil muda.

“Kelemahan program ini telah kami perbaiki sejak tahun 2016 dan sejak tahun 2019 dengan bantuan Puskesmas kami mendapatkan pengalaman baru untuk membangkitkan semangat anak-anak makan TTD,” kata MTs Maarif Sidaraja Agus Nurdin Rudiana. Maarif Sidaraja Senin di Sumedang, Jawa Barat.

Agus mengatakan TTD rutin diberikan kepada remaja putri setiap hari Selasa pada jam pertama pembelajaran. Staf akan memastikan bahwa obat yang diberikan dicatat melalui Google Sheet yang akan dikirim ke puskesmas setelah meminumnya.

Diakuinya, sebelumnya program tersebut mendapat tentangan dari siswa dan orang tua. Beberapa wanita menyatakan bahwa mereka tidak dapat menggunakan TTD karena mereka tidak dapat menelan tanpa menggunakan pisang atau menghancurkan pil.

Di pihak orang tua, penolakan terjadi karena kurangnya pendidikan dan ketakutan akan pengaruh negatif terhadap anaknya.

Namun, Agus mengatakan melalui komunikasi yang luas antara Bagian Kemahasiswaan dan Puskesmas, kendala tersebut perlahan dapat teratasi. Di sekolah juga, dokumen secara rutin dibuat untuk memotivasi perempuan melawan anemia dan osteoporosis.

Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan MTs Maarif Sidaraja Irma Frimasari menjelaskan, dari sekian banyak bentuk sosialisasi yang ia berikan kepada generasi muda, ia menekankan pentingnya sarapan pagi sebelum TTD.

Ia mematahkan mitos bahwa TTD membuat gemuk dan menjelaskan bahwa TTD dapat memberikan manfaat bagi remaja putri karena kandungan zat besinya yang dapat mencegah anemia akibat rendahnya kadar hemoglobin (Hb).

“Saya selalu memberi tahu anak-anak saya bahwa disiplin tidak dapat dihentikan. Tapi anemia bisa dicegah,” ujarnya.

Hal serupa juga disampaikan kepada para orang tua yang hadir dalam rapat sekolah. Bedanya, lanjutnya, anemia tidak hanya berdampak pada kesehatan perempuan, tapi juga menurunkan kemampuan konsentrasi saat belajar.

Berkat kemitraan dengan Puskesmas, orang tua kini dapat mendukung program tersebut. Bahkan ada yang mulai memanfaatkan buahnya sebagai salad, sehingga akan menambah asupan nutrisi anak.

Disusul oleh siswa kelas IX Intan Nur Olia yang mengaku sehat dan fokus belajar.

Lebih lanjut, ia semakin yakin bahwa dukungan TTD, melalui edukasi yang diberikan oleh guru dan puskesmas, akan membantu mencegah lahirnya generasi stunting. Menurutnya, anemia dan dwarfisme sangat mengancam kehidupan perempuan di masa depan.

“Awalnya saya merasa mual, tapi lama kelamaan badan saya terbiasa. Pihak sekolah memberi tahu orang tua saya tentang manfaatnya, jadi tidak apa-apa untuk mengonsumsi TTD,” kata Intan.

Siswa kelas 9 lainnya, Alipvia Nurini, mengatakan TTD akan tetap ada meski sekolah diliburkan.

“Obatnya dibagikan kepada kami sebelum hari raya dan setelah itu kami akan memiliki dokumen pribadi (dari rumah) sehingga kami tetap bisa melaporkan apakah kami sudah meminum obat tersebut,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours