Pameran Warna Warna kembali digelar untuk promosikan kesetaraan

Estimated read time 3 min read

Jakarta (Antara) – Penyanyi Andes itu bersama Yayasan Dialog Seni dan Budaya kembali menggelar Pameran Warna edisi kedua pada Agustus 2024 dengan mengusung tema “Pusat Seni Disabilitas”.

Andean mengatakan pameran Warna bertujuan untuk menampilkan bakat seni para penyandang disabilitas dan mempromosikan inklusi dan kesetaraan.

“Awalnya hanya perkenalan, kali ini soal kesetaraan. Bagaimana orang yang berbeda bisa mendapat tempat yang setara dalam masyarakat,” kata Andian dalam konferensi pers Pameran Warna Jilid 2 di Jakarta, Rabu.

Ketimpangan sosial, ekonomi dan pendidikan membuat banyak penyandang disabilitas tidak kompetitif di dunia kerja, kata pendiri Andean Foundation, Isya.

Menurutnya, para kolaborator pameran ini melihat pentingnya menciptakan tempat kerja yang lebih inklusif dan mudah diakses untuk memanfaatkan bakat para penyandang disabilitas.

Untuk itu Pameran Warna berupaya mengatasi permasalahan tersebut dengan mengikutsertakan dan mempromosikan pekerja penyandang disabilitas dalam industri kreatif.

Diantara isu-isu kunci yang diangkat dalam pameran ini adalah penghapusan diskriminasi, dukungan terhadap penyandang disabilitas dan keluarganya, serta penghapusan stigma terhadap disabilitas.

“Kami yakin kegiatan difabel ini setara dengan kegiatan lainnya. Tentunya kami berharap kali ini dapat menjangkau khalayak yang lebih luas,” ujarnya. Suasana Pameran Warna di Jakarta, Rabu (14/8/2024) (Antara/Atimas Raditya)

Dalam kesempatan yang sama, Engel Tanzil, pendiri Dialogue Arts and Culture Foundation, menyampaikan komitmennya untuk menciptakan ruang seni yang inklusif dan dapat diakses oleh banyak orang.

“Melalui Dia.lo.gue Artspace, kami selalu berkomitmen untuk menciptakan ruang seni yang inklusif dan dapat diakses oleh banyak orang. Ketika muncul ide untuk mengadakan pameran Colors edisi kedua, kami dengan senang hati berkolaborasi. untuk menunjukkan kepada penyandang disabilitas,” kata Engel.

Ia mengatakan acara tersebut juga menampilkan serangkaian acara bincang-bincang bertajuk Percakapan Penuh Warna yang berfokus pada inklusi dini, hak-hak pekerja penyandang disabilitas, dan peluang kerja di sektor disabilitas.

Nantinya akan ditayangkan film dokumenter yang menyoroti kehidupan dan prestasi para penyandang disabilitas.

Rangkaian pameran ini juga akan mencakup toko pop-up, kampanye online, lokakarya interaktif, dan acara networking untuk melibatkan dan mendukung seniman penyandang disabilitas.

Pameran Colors akan menampilkan karya-karya berbagai seniman dan organisasi yang berdedikasi pada seni disabilitas, termasuk Open Arms, British Council, Dwi Tungal, Jogja Disability Arts, dan Tab Space Bandung. Selain itu, Studio Mata membantu merancang identitas pameran.

Pameran ini juga menampilkan berbagai kolaborasi pop-up store dari brand lokal seperti Mata Mendang x Wisma Cheshire, Demi Bumi x BJ Homade dan Pulas Katumbiri (PUKA).

Selain itu, teman-teman dari berbagai kota dan negara seperti Yogyakarta, Bandung, Jakarta, Bengkulu, Bali dan Inggris akan diikutsertakan dalam pameran edisi kedua ini.

Andean Aisya, Yayasan Seni dan Budaya Dialog, Studio Bit Design, Badan Humas B Big Change, Open Arms, Pangang Sunaryo, Yayasan Seni Disabilitas Jogja dan kurator Agung Hujatnikajenong termasuk di antara sekian banyak kolaborator dalam pameran Dath-Dath.

Pameran ini diadakan pada 14 Agustus hingga 13 Oktober 2024 di Dia.lo.gue Artspace di Kemang, Jakarta Selatan.

“Ini bukan sekedar pertunjukan, saya berharap doa kita menjadi gerakan berkelanjutan menuju Indonesia yang lebih inklusif,” kata Engel.

Suasana Pameran Warna di Jakarta, Rabu (14/8/2024) (Antara/Atimas Raditya)

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours